MataPapua, SORONG – Kerukunan Antar Elemen Masyarakat Papua Barat dan Papua Barat Daya Perkumpulan Lintas Suku Asli Papua, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Lentera Studi Pemuda Indonesia (LSPI) berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif.
Komitmen ini disampaikan dalam pertemuan terbatas antara sejumlah kepala suku, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas, LSM di Papua Barat dan Papua Barat Daya termasuk organisasi kepemudaan di Kota Sorong, yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Sorong, Sabtu 19 Oktober 2024.
Ketua Forum Lintas Suku Asli Papua Ellyas Yumte, S.An mengajak semua pihak untuk menjaga situasi Kamtibmas karena terkait dengan kepentingan bersama.
“Dari kegiatan ini, kami telah menerima berbagai saran dan masukan. Kami dari Forum Lintas Suku Asli Papua sangat berharap agar kita semua menjaga situasi Kamtibmas, karena ini bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan,” ujar Yumte.
Yumte juga mengimbau warga agar tidak mudah terprovokasi oleh isu hoax yang tengah beredar, mengingat pesta demokrasi akan segera digelar.
“Pada hari pencoblosan nanti, diharapkan tidak ada mobilisasi massa, dan setiap orang harus memilih sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) masing-masing,” tambahnya.
Ketua Dewan Adat Moi, Simson Suu, menekankan pentingnya pertemuan ini untuk menjaga sinergi dan kolaborasi antar suku di tanah Malamoi.
“Suku Moi sebagai tuan rumah menginginkan perdamaian dan keamanan di tanah Moi. Kami tidak menginginkan konflik atau pertentangan, karena tanah Moi adalah tanah penuh berkat dan damai. Mari kita bergandengan tangan menghadapi Pilkada dengan memilih pemimpin sesuai hati nurani,” ajaknya.
Hadir sebagai narasumber dalam pertemuan tersebut, Muhammad Alwafi, Ph.D., menyampaikan bahwa semua elemen masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam menjaga dan mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif.
Lulusan S3 bidang analisis strategi dan keamanan, hubungan internasional yang juga alumni Sespimmen Polri tersebut menilai bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan wilayah yang aman. Dengan kata lain, bebas dari rasa takut terhadap kejahatan (free from fear of crime) maupun berbagai bentuk gangguan keamanan lainnya.
Menurut Alwafi, isu-isu hoax saat ini, terutama yang berkaitan dengan SARA, berpotensi mengganggu Kamtibmas jika dibiarkan. Keberagaman suku, ormas, tokoh agama, dan LSM harus bekerja sama untuk mengantisipasi dan mencegah secara dini segala bentuk kejahatan atau gangguan kamtibmas lainnya sehingga tidak ada ruang terhadap tindak kejahatan (no room for crime).
“Keamanan bukan hanya tanggung jawab nasional, tapi juga internasional. Kita berbatasan dengan Papua Nugini dan juga Australia, sehingga isu-isu internasional juga harus diwaspadai, karena ada kepentingan asing yang dapat mengancam persatuan kita,” tegasnya.
Koordintor Wilayah Anti Fitnah Indonesia atau Mafindo, Muhid Rumbalifar berharap kepada seluruh warga Papua Barat Daya untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di provinsi yang belum lama terbentuk ini.
“Hindarilah berita-berita hoax dan jangan turut serta menyebarkan informasi tanpa memastikan sumbernya yang jelas,” pungkas Muhid.