• 14 Jul, 2025

PFM Cup - 2025, Ajang Prestasi dan Harapan Baru bagi Generasi Muda Papua

PFM Cup - 2025, Ajang Prestasi dan Harapan Baru bagi Generasi Muda Papua

Matapapua, SORONG — Kota Sorong tengah bersiap menjadi saksi lahirnya para petinju muda berbakat dari seluruh penjuru Papua Barat Daya dalam ajang Kejuaraan Tinju Amatir PFM Cup - I yang akan digelar di Gedung Serbaguna Batalyon 762/VYS.

Turnamen ini bukan hanya panggung olahraga, tapi juga menadi simbol perlawanan terhadap kekerasan dan kenakalan remaja di wilayah timur Indonesia.

Gagasan ini diprakarsai oleh Senator Papua Barat Daya, Paul Finsen Mayor (PFM), yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah - III Doberai.

Dengan lisensi resmi sebagai promotor Tinju Internasional, Senator PFM optimis menjadikan turnamen ini sebagai jembatan emas bagi anak-anak Papua menuju kancah nmNasional bahkan Internasional.

“Banyak anak-anak Papua punya bakat luar biasa di ring. Mereka hanya butuh panggung yang layak. PFM Cup - I ini adalah ruang strategis untuk membina mereka,” tegas Finsen dalam konferensi pers jelang pembukaan kejuaraan, Sabtu (21/06/2025) di salah satu hotel di Kota Sorong.

Turnamen ini dijadwalkan akan dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua MPR RI, dengan dukungan penuh dari 16 anggota DPD - RI dan DPR - RI.

Kehadiran para wakil rakyat ini tentu memperlihatkan bahwa pembinaan olahraga di Papua Barat Daya telah menjadi agenda strategis Nasional.

Sementara itu, sebagai magnet utama, Pembukaan Kejurda tersebut akan diawali dengan pertandingan ekshibisi antara Daud Yordan, petinju dunia asal Indonesia yang kini menjabat Senator, dan Geisler Ap, petinju kebanggaan Papua.

Laga spesial ini dipastikan menyedot perhatian publik sekaligus memberi motivasi langsung bagi para petinju muda yang akan berlaga.

PFM Cup - I ini tentunya tidak hanya tentang prestasi, tetapi juga wadah dan solusi  terhadap realita ditengah tingginya angka kekerasan jalanan dan kenakalan remaja di Sorong melalui pembinaan penyaluran potensi bakat generasi muda.

“Kita bawa anak-anak muda yang suka berkelahi di jalan, masuk ke atas ring. Dapat nama, dapat uang, bahkan mungkin dapat jodoh,” kelakar Finsen Mayor memancing tawa para wartawan.

Namun di balik candaan itu, terbesit pesan edukatif bahwa olahraga adalah alat transformasi sosial bagi anak muda Papua.


“Ini bukan soal pukulan, tapi soal arah. Kita dorong anak-anak ke ring, bukan ke jalanan. Dari ring ini mereka bisa temukan jati diri dan arah hidup,” tutup Senator Finsen Mayor dengan penuh harap.

Dengan atmosfer antusias yang mulai terasa dan dukungan lintas lembaga, PFM Cup - I bukan sekadar turnamen tetapi merupakan gerakan sosial yang merangkul pemuda Papua menuju perubahan.

Mempertimbangkan kondusifitas keamanan serta daya tampung tempat pelaksanaan Kejurda dimaksud yang hanya mencapai 500 orang, Pihak panitia penyelenggara terpaksa memberlakukan tiket masuk per - oranf sebesar Rp. 200. 000.-