• 14 Dec, 2025

Pengukuhan Pengurus Besar IPTK Papua Barat Daya Berlangsung Khidmat, Dihadiri Sultan Tidore dan Gubernur PBD

Pengukuhan Pengurus Besar IPTK Papua Barat Daya Berlangsung Khidmat, Dihadiri Sultan Tidore dan Gubernur PBD

MataPapua, Kota Sorong – Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Besar Ikatan Pemuda Tidore Kepulauan (IPTK) Provinsi Papua Barat Daya Periode 2025–2030 berlangsung khidmat di Gedung Lambert Jitmau, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (13/9/2025).

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Sultan Tidore, Jou H. Husain Alting Sjah, yang secara resmi melantik dan mengukuhkan jajaran pengurus IPTK Papua Barat Daya. Kehadiran Sultan menjadi momen bersejarah sekaligus wujud eratnya hubungan antara Tidore dan Tanah Papua.

Selain Sultan Tidore, hadir pula Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Wakil Wali Kota Tidore Ahmad Laiman, jajaran pemerintah daerah, tokoh masyarakat, serta ratusan warga Tidore yang memenuhi gedung acara. Kehadiran mereka menambah khidmat sekaligus semarak jalannya pengukuhan.

Dalam sambutannya, Gubernur Elisa Kambu menyampaikan apresiasi atas kehadiran Sultan Tidore yang dinilai sebagai wujud kedekatan dengan masyarakat. Ia menegaskan, hubungan Kesultanan Tidore dan Papua tidak bisa dipisahkan karena peran Tidore sangat penting dalam perjalanan sejarah dan peradaban Papua.

IMG-20250913-WA0122
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu.

“Kami ucapkan selamat datang kepada Sultan Tidore. Kehadiran ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung pengurus baru Ikatan Pemuda Tidore Kepulauan. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pemuda-pemuda kita harus turut serta membangun negeri ini, khususnya di Papua Barat Daya,” ujarnya.

Menurutnya, Peradaban di tanah Papua banyak dipengaruhi Kesultanan Tidore. Bahkan, ketika misionaris Ottow dan Geisler tiba di Pulau Mansinam tahun 1855, itu pun atas arahan Sultan Tidore.

Ia juga berharap Sultan Tidore dapat menjadi jembatan dalam menyelesaikan persoalan tiga pulau yang kini masuk wilayah administrasi Provinsi Maluku Utara.

“Sebelum Papua Barat Daya dimekarkan, tiga pulau itu berada dalam wilayah Papua Barat Daya. Namun setelah pemekaran, pulau-pulau tersebut diklaim Maluku Utara. Kami berharap Sultan Tidore dapat membantu menyampaikan aspirasi ini,” tambahnya.

IMG-20250913-WA0108
Sultan Tidore, Jou H. Husain Alting Sjah.
 

Sementara itu, Sultan Tidore Jou H. Husain Alting Sjah hadir langsung mengukuhkan Pengurus Ikatan Pemuda Tidore Kepulauan (IPTK) Provinsi Papua Barat Daya. Sultan bersama rombongan bertolak dari Tidore menggunakan kapal laut dan tiba di Kota Sorong pada Jumat (12/9/2025) untuk menghadiri prosesi pengukuhan tersebut.
 

Dalam amanatnya, Sultan menegaskan bahwa Papua dan Tidore memiliki ikatan sejarah yang tidak dapat dipisahkan. 

“Saya gelisah apabila Papua dianggap terlepas dari Tidore, karena hubungan ini adalah amanah sejarah. Papua adalah saudara kita, tidak boleh saling meninggalkan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga adat dan nilai kekeluargaan sebagai fondasi persatuan. Para pejabat diminta tidak bersikap arogan atau sekadar mengejar kekayaan, sebab masyarakat adat memiliki harga diri yang harus dihormati.

lv_0_20250913164748
 

Sultan turut mengangkat kembali semangat toleransi yang diwariskan para leluhur. Ia mencontohkan Sultan Ahmad Nurmansyur yang pada 1855 menerima misionaris Kristen dan bahkan mengutus pengawal untuk mengantar mereka ke Tanah Papua.

“Kalau mau belajar toleransi, datanglah ke Papua dan Tidore. Di sini kita belajar bagaimana Islam dan Kristen hidup berdampingan dalam cinta dan kasih,” jelasnya.

Kepada pengurus baru IPTK Provinsi Papua Barat Daya, Sultan berpesan agar tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi menghadirkan karya nyata untuk pembangunan.

“Situasi negara saat ini tidak mudah. Jangan hanya datang menadahkan tangan ke gubernur, tapi mari bantu beliau membangun Papua Barat Daya. Pemuda harus hadir dengan karya, bukan sekadar tuntutan,” pungkasnya.

Menanggapi polemik klaim 3 pulau oleh Maluku Utara, Sultan menyebut hal itu menjadi kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Namun ia menegaskan agar isu tersebut tidak menimbulkan perpecahan.

“Tanah adalah milik Allah. Jangan sampai karena tanah kita saling berkelahi. Yang terpenting adalah menjaga kebersamaan dan persaudaraan,” tuturnya.

Coklat estetik wallpaper telepon_20250913_165121_0000
Tarian tradisional Maluku Utara serta atraksi budaya bambu gila.

Acara pengukuhan juga menetapkan struktur pengurus IPTK Papua Barat Daya Periode 2025–2030 yang dipimpin oleh Anwar Umar, SH sebagai Ketua Umum, didampingi para wakil ketua, sekretaris, bendahara, serta bidang-bidang strategis mulai dari pendidikan, hukum, pemberdayaan perempuan, hingga olahraga.

Rangkaian acara diwarnai dengan tarian tradisional Maluku Utara, doa bersama, serta atraksi budaya bambu gila di halaman Gedung Lamberr Jitmau. Suasana kebersamaan warga Tidore dan Papua pun semakin terasa hangat melalui semangat adat, persaudaraan, dan toleransi.