Matapapua – Sorong : Aksi konvoi disaat pengumuman kelulusan tingkat SMA dan SMK tersebut tampak disepanjang jalan dihampir seluruh Papua Barat, meskipun dalam jumlah yang sedikit, namun aksi konvoi disertai corat-coret pakaian sekolah ditengah pandemi virus corona sangat berakibat fatal karena telah menyalahi aturan pemerintah.
Ungkapan kekecewaan dimaksud disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Barat, Barnabas Dowansiba yang menyebutkan imbauan untuk tidak konvoi telah disampaikan sekolah, terutama ditegah wabah COVID-19, namun tampaknya siswa yang mendengarkan kelulusan telah merencanakan sebelumnya, sehingga pihak sekolah kecolongan atas konvoi kelulusan, namun lebih jauh kata Dowansiba jika anak-anak dari keluarga baik-baik, pastinya akan mematuhi imbauan sekolah, dan tidak akan melakukan aksi yang mencoreng wajah pendidikan di Papua Barat.
” Kami memantau, dan ternyata masih ada yang konvoi, ini pola pikir yang salah, ini bukan berhubungan dengan orang lain, tapi ini tentang nyawa sendiri, ada sesuatu yang salah, bisa jadi juga keteledoran orang tua, tapi tidak seutuhnya salah mereka (orang tua, red), tapi sebenarnya kalau dari keluarga baik-baik bukan broken home tidak akan liar semacam ini, kalau ada orang tapi kalau setingkat pelajar SMA dan SMK ini sudah salah dalam berpikir” tegas Barnabas Dowansiba, Sabtu (2/5).
Sebanyak 12.353 siswa dari satuan pendidikan SMA, SMK dan SLB dinyatakan jika telah mengikuti ujian sekolah sebagai syarat kelulusan.
Discussion about this post