Dorong Bisnis Homestay & Ecoprint, BLUD UPTD KKP Raja Ampat Beri Bantuan Tingkatkan Ekonomi

Dorong Bisnis Homestay & Ecoprint, BLUD UPTD KKP Raja Ampat Beri Bantuan Tingkatkan Ekonomi

MataPapua, SORONG - Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat terus mendorong keterlibatan masyarakat, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pemberian bantuan perlengkapan homestay bagi 20 kelompok pengelola penginapan (homestay) dan bantuan mesin jahit kepada 3 kelompok Ecoprint dari Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Selain bantuan perlengkapan homestay dan mesin jahit, BLUD UPTD KKP Kepulauan Raja Ampat juga memberikan bantuan pendidikan kepada 11 orang mahasiswa asal Kepualauan Raja Ampat. Penyerahan bantuan ini dilaksanakan di Rylich Panorama Hotel Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (20/12/2024).

Dalam kesempatan ini juga, diserahkan piagam penghargaan oleh Pemerintah Provinsi Papaua Barat Daya kepada pengelola homestay yang berhasil mengedukasi dan mendorong wisatawan untuk memiliki Kartu Tarif Layanan Pemeliharaan Jasa Lingkungan (KTLPJL).

Bantuan tersebut merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk penguatan mata pencaharian alternatif dalam pemanfaatan kawasan konservasi di Kepulauan Raja Ampat.

Syafri, Kepala BLUD UPTD KKP Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya.
 

" Ini kan kawasan konservasi, sehingga kami memiliki mandat yang ditugaskan oleh negara dimana ada 3 segmen yang tak bisa dipisahkan yaitu melakukan upaya perlindungan, upaya pelestarian dan upaya pemanfaatan. Jadi, status kawasan konservasi Raja Ampat adalah "Taman Wisata Perairan Raja Ampat, " Jelas Syafri, Kepala BLUD UPTD KKP Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Sebagai taman wisata perairan, kata Syafri, maka pihaknya ikut mendorong dan menguatkan masyarakat setempat untuk memanfaatkan kawasan konservasi dari sisi jasa lingkungannya. Sehingga masyarakat dapat mengambil peluang itu untuk membangun homestay dan memanfaatkan sumber daya alam agar bisa menghasilkan produk ramah lingkungan serta bisa berinteraksi dengan para wisatawan dari manca negara.

" Tahun lalu, data wisatawan yang mengunjungi Raja Ampat berkisar 25 atau 25 ribu. Artinya, wisatawan yang datang ini membutuhkan homestay yang memadai, maka ini merupakan multiplier effeck dari daya tarik kawasan konservasi di Raja Ampat.  Untuk itu, peluang ini harus dilihat oleh masyarakat, maka kami mendorong itu untuk penguatan mata pencaharian alternatif," Ungkapnya

Sehingga, lanjutnya, kehidupan masyarakat tidak lagi bergantung dari sumber daya laut. Tetapi, jika masyarakat bergantung dari sumber daya laut maka sumber daya masyarakat ini akan tertekan, sebab sumber ikan, sumber karang, kindahan laut serta habitat lainnya akan tergerus atau lambat laun akan rusak.

IMG_20241220_111747
 

" Untuk itu, kita mencoba membantu, mengedukasi dan mengangkat mereka. Kalau mereka sudah existing maka kita kuatkan dan tingkatkan kapasitasnya serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola usahanya seperti bantuan yang diberika hari ini. Jadi bantuannya kami bagi kepada kelompok pengelola homestay dan kelompok Ecoprint serta bantuan pendidikan kepada mahasiswa," Bebwernya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan, Absalon Solossa mewakili Pj Gubernur Provinsi Papua Barat Daya memberi apresiasi kepada BLUD UPTD KKP Kepulauan Raja Ampat atas kerjasamanya dalam mendorong masyarakat pemberdayaan masyarakat untuk penguatan mata pencaharian alternatif dalam pemanfaatan kawasan konservasi di Kepulauan Raja Ampat.

Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Papua Barat Daya, Absalon Solossa.

 

"Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas bantuan yang telah diberikan kepada pengusaha homestay khususnya pengusaha OAP,  dengan bantuan tersebut mereka bisa mengelola manajemen tata kelola homestay mereka jauh lebih baik layak dihuni  dan tempatnya sehat serta bersih untuk wisatawan yang berkunjung," Jelasnya

Absalon mengatakan,  sejauh ini, pemerintah sangat mendukung pengusaha homestay ramah lingkungan, dimana, upaya tersebut telah dilakukan melalui sosialisasi terkait kebersihan di kawasan konservasi. Setiap homestay harus memilki tong sampah, tidak diperbolehkan membuang sampah di laut dan peduli terhadap lingkungan sekitar, hal ini dilakukan agar wisatawan yang berkunjung merasa nyaman dan akan kembali lagi. 

" Karena para wisatawan yang datang ini tidak semua memiliki uang yang banyak sehingga mereka mencari homestay yang harganya terjangkau tetapi juga bersih dan layak dihuni serta ramah lingkungan," Terangnya.

Diketahui bahwa, penerima bantuan mulai dari kelompok pengelola/pengusaha homestay dan kelompok Ecoprint serta bantuan biaya pendidikan ini sesuai hasil surfey yang dilakukan oleh BLUD UPTD KKP Kepulauan Raja Ampat.