MataPapua,Sorong - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Sorong melaksanakan press rilis penanganan operasi SAR sepanjang tahun 2024 di Provinsi Papua Barat Daya.
Kepala Kantor Basarnas Sorong, Monce Brury, S.IP mengungkapkan, Dari 32 operasi pencarian dan penyelamatan, 26 orang dinyatakan hilang.
"Hampir semua operasi SAR, terfokus di perairan laut sepanjang Papua Barat Daya. Terberat di titik perairan Misool Kabupaten Raja Ampat, dimana terdapat daerah blind spot (titik buta) sehingga perlu sangat berhati-hati dalam melakukan operasi," ujarnya.
Ia menambahkan dari 26 orang yang dinyatakan hilang, 15 orang di antaranya adalah korban tenggelamnya KM Aspak 3 di perairan Misool.
"Kami sudah berusaha maksimal untuk melakukan penyelamatan dari tenggat waktu selama 7 hari setelah laporan kami terima, namun kendala terbesar adalah disebabkan lambatnya informasi kerena blind spot, juga lokasi kecelakaan telah berubah-ubah," terangnya.
Kedepan Kepala Kantor yang baru 6 bulan menjabat ini menyatakan akan melibatkan media dalam operasi-operasi pencarian dan penyelamatan.
"Keterbukaan informasi sangat penting bagi masyarakat sehingga masyarakat perlu mengetahui juga kerja-kerja tim SAR dalam menangani kasus dan mensosialisasikan upaya-upaya penyelamatan diri bagi masyarakat yang hidupnya tergantung pada laut," pungkasnya.
Disinggung terkait fasilitas penyelamatan yang dimiliki Basarnas Sorong, Monce Brury menyebut sudah memadai dan hanya perlu penambahan personil.
"Kalau untuk kendaraan laut dan darat sudah mencukupi ketika operasi, namun perlu tambahan personel untuk cakupan Papua Barat Daya. Saat ini kami hanya mempunyai 65 personil. Minimal 200an lah bagi wilayah seluas ini," harapnya.