Matapapua – Fef : Tingginya tarif angkutan rute Sorong-Fef dan sebaliknya menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat Distrik Fef untuk menjual hasil kebun ke Kota Sorong dan sekitarnya. Demikian disampaikan Stefanus warga Distrik Fef.
Stefanus mengaku, setiap angkutan memberikan harga tanpa memperhatikan harga normal atau kemampuan para penumpang. Dinilai bahwa ketetapan harga normal belum menyentuh setiap angkutan sehingga harga tinggi masih diberlakukan sehingga berimbas terhadap masyarakat.
“Kita sulit ke Sorong untuk menjual sayur dan lain sebagainya karena nantinya habis di ongkos mobil saja,” akunya kepada media ini di Fef, Senin (13/1).
Kepala Suku Miyah sekaligus Kepala Distrik Fef, Thomas Baru pun mengeluhkan hal senada. Menurutnya, persoalan yang sedang dihadapi masyarakat Fef terkait tarif mobil yang dinilai terlalu mahal sehingga masyarakat sulit mendistribusikan hasil kebun ke Kota Sorong.
Stefanus menyebutkan, harga angkutan yang berlaku sekarang merupakan harga berdasarkan ketetapan pemilik mobil tanpa melihat kondisi masyarakat setempat. Karena beban biaya angkutan ini berimbas terhadap barang material bangunan di Fef.
“Padahal presiden sudah menurunkan harga BBM tetapi harga angkutan masih belum ada perubahan,” jelasnya kepada media ini di Fef, Senin (13/1).
Karena itu dirinya berharap kiranya dengan adanya aktivitas Pemerintah Tambrauw yang sudah berlangsung di Fef, secepat mungkin dilakukan peninjauan ulang terhadap tarif angkutan tersebut kemudian tetapkan harga tarif normal agar dapat menjangkau masyarakat.
Discussion about this post