MataPapua, Sorong Selatan – Suasana haru dan khidmat menyelimuti malam Vigili Paskah yang digelar di Gereja Katolik Paroki St Albertus Agung Teminabuan, Sorong Selatan, Sabtu (19/4/2025). Perayaan suci yang menandai kebangkitan Kristus itu diawali dengan pemberkatan api baru, penyalaan lilin Paskah, dan prosesi perarakan lilin menuju altar utama.
Dipimpin langsung oleh Pastor Paroki, Pater Zepto Triffon Polii, Pr, perayaan ini bukan hanya sekadar seremoni religius, melainkan menjadi perwujudan simbolik dari perjalanan spiritual umat Katolik. Lilin Paskah yang menyala menjadi lambang terang Kristus yang bangkit dan mengalahkan kegelapan dosa.

“Upacara ini adalah perayaan cahaya, simbol bagaimana bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir dan dituntun oleh tiang awan dan api. Sekarang, Kristuslah yang menjadi cahaya itu bagi dunia,” ujar Pastor Zepto dalam homilinya.
Lebih dari sekadar mengenang peristiwa kebangkitan, Vigili Paskah tahun ini juga membawa pesan sosial yang mendalam bagi masyarakat Papua, khususnya di wilayah Kepala Burung dan Sorong Selatan. Pastor Zepto mengajak umat untuk menjadi “peziarah pengharapan” yang tidak takut menghadapi tantangan zaman.
“Paskah adalah ajakan untuk berani melompat lebih jauh, masuk ke wilayah yang sulit, keluar dari zona nyaman, dan berjuang demi kebaikan bersama. Kristus telah lebih dahulu memberi diri, bukan untuk dirinya, tapi untuk menyelamatkan manusia,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Dalam pesannya, Pastor Zepto juga menyoroti realita sosial yang dihadapi masyarakat Sorong Selatan seperti kemiskinan, kemalasan, dan kebodohan. Ia menegaskan bahwa umat Kristiani harus bangkit melawan semua bentuk kegelapan tersebut dengan daya ilahi, bukan kekuatan sendiri.
“Kita tidak boleh takut menyuarakan dan memperjuangkan kebaikan. Lilin Paskah itu simbol bahwa kita dituntun oleh terang Kristus menuju rumah Bapa yang kekal,” tegasnya.
Prosesi yang dilakukan malam itu menyentuh batin banyak umat. Dari pemberkatan api, penyalaan lilin Paskah, hingga perarakan lilin yang diawali dari halaman gereja menuju altar, semuanya berjalan penuh makna. Lilin Paskah dibawa masuk lebih dulu sebagai simbol Kristus, sementara umat mengikutinya dari belakang—menandai perjalanan iman menuju keselamatan.
Dengan mata berkaca dan nyanyian pujian menggema di dalam gereja, umat merasakan kehadiran Kristus yang hidup. Misa Vigili Paskah ini bukan hanya perayaan religius, tapi menjadi momen transformasi spiritual dan sosial bagi seluruh umat
