Balita 3 Tahun Ditemukan Tewas Mengambang di Kali Belibis

IMG 20220824 215713

IMG 20220824 215713

Matapapua – SORONG :  Seorang balita berusia tiga tahun di Kota Sorong ditemukan mengambang dalam kondisi meninggal dunia oleh Tim Basarnas yang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sorong dan anggota Polres Sorong di Kali Belibis SP. 1, Kelurahan Klamalu, Kabulaten Sorong, Rabu (24/8).

Kapolres Sorong, AKBP Iwan P. Manurung, S.IK melalui Kasi Humas Polres Sorong, IPTU Amiruddin menjelaskan, kronologis pencarian berawal pada Rabu (24/8) tepat pukul 08.00 WIT, tim Barsarnas yang dipimpin Saiful dan Tim BPBD Kabupaten Sorong bersama dengan anggota Polres Sorong dan seluruh warga masyarakat melakukan penyisiran korban tenggelam di Kali Belibis SP1, Kelurahan Klamalu, Kabulaten Sorong.

Tim Basarnas dan anggota Polres Sorong saat melakukan pencarian balita tiga Tahun

 

“Pencarian mulai dari kali belakang pondok pesantren yang merupakan lokasi awal kejadian tempat korban tenggelam. Setelah dilakukan pencarian sekitar pukul 09.41 WIT korban ditemukan mengapung dan tertahan oleh dahan pohon bambu dalam keadaan posisi badan tengkurap di pertengahan jalan kasuari yang berjarak kurang lebih sekitar 100 meter dari lokasi pondok pesantren. Setelah ditemukan jenazah langsung di evakuasi oleh tim menuju ke pondok pesantren,” jelasnya.

Dia menambahkan, setelah dilakukan koordinasi oleh Kapolsek Aimas, pihak keluarga korban meminta agar tidak dilakukan otopsi dan bersedia menerima kematian almarhum anaknya dengan menandatangi surat penyataan.

Berdasarkan keterangan orangtuanya, Muhammad umar bahwa kejadiannya bermula ketika anaknya bermain hujan tepat pukuk 07.45 WIT. Kemudian lima menit kemudian, ibunya memanggil anaknya untuk dimandikan.

“Setelah dimandikan, anak ini bermain di gudang yang berada di belakang dan masih satu atap dengan rumah kami kemudian ibunya mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya. Selang beberapa menit kemudian, ibunya tidak mendengar suara anaknya di dalam gudang kemudian mulai mencari-cari di setiap sudut di dalam rumah dan gudang tapi tidak membuahkan hasil,” kisahnya.

Akhirnya, pencarian terus dilakukan namun tidak menemukan titik terang soal keberadaan almarhum. Kemudian, lanjutnya sebuah asumsi muncul bahwa anak tersebut hanyut ke dalam kali yang ketulan berada tepat di bagian belakang rumah.

“Kami yakin bahwa anak kami dibawa banjir karena waktu itu pintu gudang sedang dalam kondisi terbuka, dan saat itu kondisi gerimis dan air kali sedang naik,” katanya Umar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment