Sorong: Wakil Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI), Abdul Kadir Loklomin menyoroti kinerja Kapolresta Sorong terkait kinerjanya dalam menangani aksi pembegalan yang akhir-akhir sering terjadi di Kota Sorong.
Wabendum PB-HMI tersebut merupakan representatif kader HMI cabang Sorong yang juga sementara masih menjabat sebagai ketua Umum HMI cabang Sorong, dimana sangat menyayangkan sikap represif oknum aparat kepolisian terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di perempatan lampu merah Mapolres Sorong.
“Secara konstitusional dan perundang-undangan aksi yang kami lakukan itu adalah legal karena jauh sebelum itu kami sudah menyurati pihak kepolisian namun tidak ada kordinasi dan pengawalan ketika kami melakukan start dari kampus Universitas Muhammadiyah Sorong,” ungkap Abdul Kadir Loklomin. Rabu (07/05/2024)
Lebih lanjut Abdul mengatakan, setelah massa aksi berjalan hingga sudah sampai di taman DEO depan bandara baru ada pihak kepolisian datang untuk berkoordinasi.
“Nah ini kan semacam ada pembiaran, kita lihat semacam tidak ada keseriusan dalam urusan mengawal aksi mahasiswa, gerakan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi, ini sangat disayangkan apalagi dengan perolehan status dari Polres menjadi Polresta mestinya kualitas pelayanan dan keamanan harusnya lebih baik,” tambah Abdul Kadir Loklomin.
Padahal maksud dan tujuan kami dalam aksi tersebut bukan untuk menyudutkan pihak kepolisian, bukan juga menyalahkan kepolisian tetapi kita minta agar pihak kepolisian dapat bekerja secara optimal.
Dalam penanganan kasus-kasus kriminal seperti aksi pembegalan yang telah menelan beberapa korban, meresahkan masyarakat Kota Sorong sebab kejadian seperti ini dari dulu hingga sekarang belum dapat ditangani secara baik sehingga aksi pembegalan ini kerap terjadi di Kota Sorong.
“Ini yang kemudian aspirasi tersebut ingin kami sampaikan tetapi ketika kami sedang menyampaikan orasi rekan saya Ketua Cabang GMNI dipukul dan diintimidasi, perlakuan serupa juga dialami oleh beberapa kader HMI cabang Sorong,” beber Abdul.
Dengan perlakuan represif yang dinilai tidak manusiawi Wabendun PB-HMI itu mengatakan dalam waktu dekat akan berkordinasi dengan Pengurus Besar (PB-HMI), untuk kemudian kejadian yang dialami oleh rekan-rekannya dapat menjadi atensi Nasional supaya PB-HMI mengintruksikan untuk melakukan aksi secara serentak di seluruh Indonesia.
Puluhan mahasiswa dari berbagai kelompok Cipayung itu diketahui melakukan aksi demonstrasi disebabkan karena salah satu rekan mahasiswanya meninggal dunia beberapa pekan lalu disebabkan karena aksi pembegalan yang kemudian dinilai oleh mahasiswa dan aktivis Kota Sorong itu karena kurangnya keamanan dan patroli dari pihak keamanan.
Abdul Kadir Loklomin juga meminta kepada Kapolda Papua Barat agar segera mengevaluasi kinerja Kapolresta Sorong dengan seluruh jajarannya karena dalam proses penanganan dan penegakan hukum dinilai kurang efektif.
“Sejauh ini Polresta Sorong Kota menerima laporan penemuan mayat lalu menangkap pelaku hanya sebatas itu saja, padahal aksi begal ini menyangkut kemaslahatan orang banyak di Sorong Raya, mestinya ada peningkatan kualitas pelayanan,” tutup Abdul Kadir Loklomin.
Discussion about this post