Selama 8 Tahun Dibangun, Gedung Gereja GKI Jemaat Koma-Koma Megah Ini berhasil Diresmikan

Matapapua-Maybrat: Gedung gereja Jemaat GKI Sion Koma-Koma dibangun sejak tanggal 8 Maret 2015 berhasil diresmikan dan ditahbiskan pada Kamis (21/12/2023)

Menghabiskan waktu selama 8 tahun 9 bulan ini merupakan sebuah pengorbanan untuk mendirikan Mesbah Allah yang megah agar dapat digunakan sebagai tempat beribadah guna memuliakan Nama Tuhan.

Meskipun mengalami berbagai tantangan dalam pembangunan ini, namun warga jemaat terus semangat membangun rumah Tuhan.

Ketua Panitia Pembangunan, Pnt. Sarteis Yulian Sagrim, S.Hut.,MM menjelaskan bahwa jumlah Kepala Keluarga (KK) di gereja GKI Jemaat Sion Koma-Koma ini berjumlah 26 KK dengan penghasilan warga Jemaat sangat kecil. Namun karena melakukan pekerjaan Tuhan, sehingga pekerjaan pembangunan gedung gereja dapat diselesaikan dengan baik.

Ketua Panitia Pembangunan, Sarteis Y Sagrim, S.Hut.,MM

“Kalau membangun suatu bangunan megah seperti ini hanya 26 KK dengan berpenghasilan rendah, pasti tidak mungkin. Ini semua bisa jadi mungkin karena kemurahan dan bantuan Tuhan sehingga bangunan ini bisa diselesaikan dengan megah. Pekerjaan ini bisa diselesaikan karena campur tangan Tuhan. Tanpa Tuhan, maka sia-sialah pembangunan gedung ini,” ucap Sagrim.

Lebih jauh dirinya mengatakan, pekerjaan ini membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik antara panitia, warga jemaat, para intelektual dan para tokoh sehingga terlaksana dengan baik. Hal ini karena mengalami kevakuman karena berbagai hambatan sehingga bangunan ini menghabiskan waktu selama 8 tahu 9 bulan lamanya.

Pada kesempatan itu, Wakil ketua I GKI Sinode di tanah Papua, Pdt. Hiskia Rollo, M.Th menghimbau kepada warga jemaat agar setelah peresmian dan penghabisan gedung gereja tersebut yang megah, harus difungsikan secara baik sebagai tempat beribadah untuk menyampaikan permohonan, rasa syukur dan pujian di dalam kediaman Allah.

Wakil Ketua I GKI Sinode di Tanah Papua, Pdt. Hiskia Rollo, M.Th

“Saya melihat keadaan warga jemaat sebagian besar adalah petani. Tapi persekutuan kasih sayang, anak-anak Maybrat benar-benar memperlihatkan jati diri sebagai warga kerajaan Allah, warga gereja mampu mendirikan rumah Tuhan yang megah ini,” ungkap Hiskia Rollo.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Maybrat, DR. Bernhard Rondonuwu memberikan apresiasi kepada panitia pembangunan dan peresmian atas keberhasilan membangun gedung gereja yang megah ini. Oleh sebab itu, dirinya mengajak warga jemaat agar merawat dan menjaga bangunan tersebut dengan baik sebagai rumah Tuhan yang kokoh dan megah.

Penandatanganan Prasasti Oleh Pj. Bupati Maybrat, DR. Bernhard Rondonuwu

“Kerja panitia dan warga jemaat ini sangat luar biasa. Karena pembangunan selama 8 tahun 9 bulan ini merupakan sebuah proses yang panjang dan membutuhkan tenaga yang sangat banyak,” tutur Bernhard.

Ukuran Bangunan gedung gereja ini dengan Panjang 12 meter persegi dan lebar 26 meter persegi. Sementara ukuran tanah memiliki panjang 133 meter persegi dan luas 95 meter persegi resmi dengan surat pelepasan adat dari pemilik hak Ulayat marga Lemauk dan Sagrim kepada pihak gereja sebagai dasar kepemilikan tanah yang sah berdasarkan adat dan mekanisme khas Kabupaten Maybrat.

Penyerahan tanah ini merupakan persembahan kepada Tuhan untuk dapat dimanfaatkan bagi kemuliaan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment