Matapapua – Aimas : Kekayaan seni dan budaya ditanah Papua merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Papua, selain sumber daya alam, kekayaan budaya ditanah Papua tidak kalah penting, termasuk didalamnya kekayaan budaya dan seni ditanah Malamoi, untuk mempertahankan kekayaan ini diperlukan kesadaran semua pihak khususnya orang Moi dalam melestarikan budaya Moi dimaksud.
Bupati Sorong, Johny Kamuru melalui Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan politik, Septinus Lobat, Rabu (23/10) mengatakan Malamoi Faith and Culture Festival merupakan ajang penghargaan terhadap seni dan budaya Malamoi, oleh karenanya diharapkan semua elemen masyarakat khususnya pemerhati budaya terus melakukan terobosan agar kekayaan budaya ini tetap terjaga.
” Festival ini merupakan apresiasi terhadap kebudayaan kita sebagai orang Moi, kami pemerintah daerah mengapresiasi program yang dilaksanakan oleh masyarakat sehingga kedepan terus ditingkatkan, pemerintah daerah Kabupaten Sorong pun memiliki komitmen untuk melestarikan kebudayaan melalui bahasa Moi yang terus kami upayakan untuk dapat dilestarikan” kata Septinus Lobat.
Ketua LMA Malamoi, Silas Ongge Kalami mengatakan Malamoi Faith and Culture Festival 2019 merupakan mempertahankan sejarah keberadaan tanah malamoi, yang dikaitakan dengan masuknya injil ditanah Malamoi, sehingga keberadaan sejarah ini dapat dilestarikan untuk diwariskan kegenerasi penerus Malamoi, Festival ini terlaksana sejak tahun 2017.
” Rangkaian kegiatan ini ditujukan untuk mempertahankan kebudayaan malamoi, jika kita tidak menggelar maka kita akan kehilangan akar budaya, dari kegiatan ini kita akan mengenal budaya yang turun temurun diwariskan dari nenek moyang” kata Silas Ongge Kalami.
Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada Malamoi Faith and Culture 2019 diantaranya lomba, workshop, seminar, lomba yosim pancar, lomba vocal group, ibadah pengucapan syukur 92 tahun injil masuk ditanah Malamoi.
Discussion about this post