Mendiang B.J. Habibie dimata Jurnalis Senior Aristides Katoppo

IMG 20190916 WA0007

IMG 20190916 WA0007

Matapapua – Yogyakarta : Langit kelabu menyelimuti seluruh pulau nusantara, sebab putra terbaik Bangsa, Presiden ke-3 Republik Indonesia sekaligus Bapak Teknokrat Indonesia, B.J. Habibie berpulang ke Rahmatullah diusia ke-83, setelah berjuang untuk melawan penyakit yang diderita selama ini.

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng memiliki segudang prestasi gemilang sebelum berada dipuncak karir tertinggi sebagai Presiden ke-3 Republik Indonesia menggantikan Presiden Soeharto, dimana sebelumnya Habibie merupakan sosok anak bangsa yang cerdas diakui dunia karena keahlian dalam membuat pesawat terbang.

Jurnalis Senior Aristides Katoppo mengatakan sosok Habibie merupakan kebanggaan bangsa, Habibie juga penegak demokrasi Indonesia, dimana kebijakan pertama yang diambilnya berkenaan dengan desentralisasi dan otonomi daerah, bahkan yang perlu dicatat atas perjuangan Habibie, nilai tukar rupiah menjadi stabil setelah sempat anjlok dan menyebabkan krisis moneter yang hampir menyebabkan Indonesia bangkrut.

“Indonesia dimasa orde baru menerapkan sistem sentralisasi, dimana pusat kekuasaan ada di Jakarta, namun kemudian dimasa beliau menjabat dibuatlah desentralisasi dan otonomi daerah, walaupun kepemimpinan Habibie sangat pendek, tapi saat itu Indonesia seolah-olah pesawat yang free fault, dimana rupiah anjlok bukan main, sehingga hutang-hutang kita itukan naik karena nilai tukar rupiah tadi, tapi diluar dugaan banyak orang beliau dapat menstabilkan nilai rupiah” kata Aristides Katoppo, yang menyebutkan dikala kepemimpinan Habibie belum bisa menyelesaikan persoalan reformasi birokrasi karena masa menjabat yang singkat.

Lebih jauh kata Aristides Katoppo, Jurnalis yang dikenal pemberani ini, Habibie merupakan sosok yang berani memberikan ruang kebebasan kepasa pers, ditengah tekanan dan intimidasi penguasa orde baru terhadap media, insan pers di Indonesia.

“Yang tidak boleh kita lupakan juga sebagai insan pers, bahwa berkat tanda tangan beliau, Undang-undang nomor 40 tahun 1999 disahkan, padahal kita tahu, jurnalis dan media saat itu dikekang oleh orde baru, ini pencapaian luar biasa atas kebebasan pers ditanah air” tambah Aristides Katoppo, saat ditemui Kamis (12/9) di Sambi Resort Yogyakarta.

Aristides Katoppo mengajak seluruh elemen bangsa mendo’akan dan mengingat jasa Presiden ke-3 Indonesia, sekaligus untuk meneladani dan harus lahir Habibie muda Indonesia dimasa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment