MataPapua, Sorong Selatan – Musyawarah Besar (Mubes) II Adat Imekko Se-Tanah Papua Tahun 2025 bukan hanya menjadi ajang konsolidasi adat, tetapi juga momentum bersejarah bagi percepatan pembangunan spiritual dan sosial masyarakat di lima distrik Imekko. Hal ini tampak dari komitmen besar Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan yang disampaikan langsung oleh Bupati Petronela Krenak dalam sambutannya.
Di hadapan Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Forkopimda, tokoh adat, dan ribuan masyarakat, Bupati Petronela mengumumkan bantuan pembangunan untuk delapan gereja dan satu masjid, yang totalnya mencapai angka miliar rupiah.
“Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan mendukung penuh pelaksanaan Mubes ini, termasuk kebutuhan rumah ibadah sebagai fondasi spiritual masyarakat Imekko,” ujar Bupati Petronela.
Bantuan tersebut di antaranya:
- Gereja GKI Betel Inanwatan – Rp1 miliar (pembangunan gereja permanen, dikerjakan pihak ketiga).
- Gereja Peniel Kamundan I – Rp500 juta (tahap kedua, termasuk fasilitas mimbar, bangku, dan sebagainya
- Gereja Ebenhezer Mugim – Rp600 juta.
- GKI Silop Puragi – Rp700 juta (komitmen total Rp1 miliar, disesuaikan kemampuan anggaran).
- Rumah Jabatan Klasis GKI IMEKKO – Rp300 juta (tahap kedua).
- Masjid Attaqwa Kampung Tambani – Rp100 juta (pembangunan tempat wudu).
- Gereja GKI Niniwe Siberai – Rp150 juta.
- Gereja Solagrasa Isogo – Rp50 juta.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di hadapan seluruh peserta Mubes, disaksikan langsung oleh Wakil Bupati, DPRD, dan Forkopimda Sorong Selatan.
Dalam pidatonya, Bupati Petronela menegaskan bahwa dukungan terhadap rumah ibadah bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi investasi jangka panjang untuk ketahanan iman dan kesejahteraan masyarakat.
“Hamba Tuhan harus tidur tenang, berdoa untuk umat di Imekko. Rumah ibadah harus menjadi pusat persatuan, bukan hanya bangunan,” ujarnya.
Selain berbicara tentang dukungan anggaran, Bupati juga menekankan pentingnya kesiapan masyarakat menghadapi rencana besar pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan Imekko, termasuk rencana kunjungan Menteri Perhubungan ke Inanwatan dan revitalisasi pelabuhan serta pabrik sagu di Kais-Metemani.
Ia menegaskan bahwa masyarakat harus mulai meninggalkan perdebatan soal tanah dan menerima pembangunan demi kepentingan bersama.
“Tidak ada lagi bilang ini saya punya tanah, ini saya punya tempat. Kalau mau Imeko maju, kita harus lepaskan untuk pembangunan,” katanya.
Acara kemudian ditutup dengan pembacaan pantun khas Bupati Petronela yang disambut tawa dan tepuk tangan masyarakat, serta sesi foto bersama penerima bantuan.
Mubes Imekko 2025 dipandang sebagai langkah penting untuk memperkuat persatuan adat, menata arah pembangunan, dan mempersiapkan wilayah Imekko menuju proses pemekaran yang kini mulai mendapatkan dukungan formal dari pemerintah pusat.