Apreasiasi Karya Sineas Ambon, Festival Film Bulanan Putarkan Film Pendek di Bioskop

Matapapua – Dalam upaya mendukung pertumbuhan dan membuka akses, jaringan, serta distribusi bagi karya-karya anak bangsa ke pasar film nasional maupun internasional, Festival Film Bulanan (Fesbul) mengadakan Road to Awarding Night. Menampilkan pemutaran 20 Film Terpilih Fesbul 2023 yang merupakan nomine pada Malam Anugerah, di 10 titik Bioskop XXI di seluruh Indonesia yang dilaksanakan dari tanggal 24-30 November 2023.

Dengan diadakannya Road to Awarding Night ini, Festival Film Bulanan ingin mengajak seluruh sineas di daerah agar menjadikan film pendek sebagai gerakan untuk menghidupkan ekosistem ekonomi kreatif di daerah masing-masing. Salah satunya dengan aktivasi pemutaran film pendek di bioskop nasional.

Dua Film Terpilih Fesbul Lokus 9, yaitu T’ahuri: Bunyi Pertama yang Keluar dari Bumi’ karya Kele Project dan ‘Rumah Adat Latakua’ karya Iwi Marahena diputar di XXI Ambon City Center pada 28 November 2023.

Sutradara film ‘Tahuri: Bunyi Pertama yang Keluar dari Bumi’ Fredy Likumahua mengaku bangga, karena akhirnya salah satu tradisi adat yang dipakai para petuah bisa dibuatkan menjadi film dan dikenal orang banyak bahwa Maluku mempunyai alat musik tahuri dari kulit kerang.

Ia mengatakan, alasan utama ‘Tahuri’ diangkat menjadi sebuah film dokumenter, ini karena keberadaan ‘Tahuri’ lah yang menjadi alasan Kota Ambon dinobatkan sebagai Ambon City of Music oleh UNESCO.

“Alasan Ambon City of Music itu karena Tahuri ini. Kita juga mau kasih tahu kalau musik ini identitas orang Ambon, itu perangkat adat. Hingga sekarang, ini masih kurang diekspos,” kata pria yang kerap disapa Edi.

Sementara itu, sutradara film ‘Rumah Adat Latakua’, Iwi Marahena menyampaikan, film ini diangkat juga berdasarkan keresahannnya sebagai anak Negeri Tamilouw, Maluku Tengah.

Ia menjelaskan, pembangunan Rumah Adat Latakua hanya 40 tahun sekali dilakukan. Dari isu itu, sehingga menariknya untuk diangkat menjadi film karena berkaitan dengan isu-isu sosial.

“Saya ingin sebagai anak negeri, ada hal yang bisa saya lakukan dan bermanfaat. Saya tidak mau budaya di negeri saya diangkat oleh orang lain,” ucap Iwi.

Iwi juga mengungkapkan rasa syukurnya terhadap pemutaran film ini, “Bersukur karana salah satu film saya terpilih, yaitu film dokumenter ‘Rumah Adat Latakua’, ini prestasi yang sangat luar biasa bagi saya karena film yang debut tanya menggunakan handphone juga bisa masuk ke bioskop dan semua itu berkat Festival Film Bulanan,” ungkap Iwi.

Senada dengan Iwi, Edi juga mengungkapnya rasa senangnya, “Terima kasih banyak karena Fesbul sudah diadakan di Ambon dengan rangkaian kegiatan ada workshop, sinema keliling, dan juga pemutaran film di bioskop ini. Manfaatnya banyak sekali, bisa dapat ilmu dari teman-teman narasumber yang didatangkan dari Jakarta kasih ilmu buat kita di daerah. Semoga melalui kegiatan ini makin banyak sineas muda Maluku berkembang dan hadir dengan karya-karyanya”, tutup Edi.

Selain di XXI Ambon City Centre, Road to Awarding Night ini juga digelar di Yogyakarta, Jambi, Lombok, Makassar, Padang, Pontianak, Ambon, Jakarta, dan Bandung.

Sedangkan puncak acaranya, Malam Anugerah Fesbul 2023 diadakan pada 9 Desember mendatang di Grand Ballroom Jakarta International Expo Convention Centre & Theatre dengan memberikan apresiasi yang dibagi menjadi lima kategori, yaitu film ide cerita terbaik, film visual terbaik, film audio terbaik, film dokumenter terbaik, dan film fiksi terbaik, serta apresiasi film favorit penonton.

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Comments