Matapapua – Kaimana : Penerbangan pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan IW 1523, Jum’at (11/10) dari Bandara Utarom Kaimana menuju ke Bandara Domine Eduard Osok Sorong harus mengalami penundaan lebih dari 20 menit disebabkan oleh adanya keributan antara pramugari di kabin dengan rombongan DPRD Kabupaten Kaimana yang meminta menunggu beberapa menit karena ada anggota DPRD Kabupaten Kaimana lainnya yang terlambat datang ke bandara lebih dari waktu terbang dipukul 06.05 WIT yang ditetapkan pihak Wings Air.
Awal keributan diatas pesawat juga bermula disaat check in, dimana alat X – Ray untuk pemeriksaan penumpang tidak berfungsi, sehingga petugas harus menggeledah satu persatu barang bawaan penumpang, sayangnya ketika petugas memeriksa rombongan anggota DPRD Kabupaten Kaimana tidak setuju untuk diperiksa, bahkan akhirnya terdengar perdebatan dan baku bentak diruang check in Bandara.
” Makanya alat itu dipergunakan, supaya kita tidak digeledah kayak begini, inikan melanggar privasi kami sebagai penumpang” kata anggota DPRD Kabupaten Kaimana yang tidak terima diperiksa dengan nada tinggi hingga terdengar dari dalam ruang tunggu Bandara Utarom Kaimana.
Kejadian itu berlanjut saat rombongan anggota DPRD Kabupaten Kaimana berada didalam pesawat, dimana seorang rombongan belum ada didalam pesawat dan terlambat tiba di Bandara, padahal waktu telah menunjukkan pukul 06.05 dimana pesawat Wings harus take off dari Bandara Utarom Kaimana, keterlambatan rombongan seorang anggota DPRD Kabupaten Kaimana ini kemudian menyebabkan satu dari rombongan Dewan berinisial H turun dan meminta agar penerbangan diulurkan waktu menunggu kedatangan anggota dewan yang terlambat dimaksud, delay penerbangan pun akhirnya terjadi sembari pramugari atas nama Elistya Widyanti berkoordinasi dengan pilot Captain Giana Meliala yang akan menerbangkan pesawat.
Seorang dari rombongan dewan yang terlambat tidak kunjung tiba, akhirnya pramugari pun berkoordinasi dengan petugas darat Wings Air dan menegaskan pesawat harus segera take off karena khawatir mengganggu jadwal penerbangan lanjutan dari penumpang lainnya, namun dengan arogan H, rombongan Dewan membentak dengan kata-kata kasar kepada pramugari hingga akhirnya pramugari Wings Air menangis dan mengaku telah didorong oleh H, kejadian ini akhirnya dilaporkan pramugari kepada Pilot, karena didalam ruang pesawat masih terjadi keributan, mesin pesawat yang semula hidup kemudian dimatikan oleh pilot dan keluar ruang kemudi untuk menyelesaikan persoalan ini.
” Kalian kalau delay berjam-jam pun yang merugikan penumpang, kita tidak pernah ribut, minta tolong tunggu seorang teman kami saja kalian susah” ungkit H sambil menunjuk pramugari.
Kejadian yang menimpa pramugari inipun tidak menimbulkan empati dari anggota dewan lainnya yang berada didalam pesawat kendati sebelumnya sejumlah anggota dewan lainnya sempat melerai dan meminta permasalahan segera diselesaikan, anggota dewan perempuan yang turut dalam keberangkatan dengan tujuan ke Jakarta, dengan nada sinis sejumlah anggota Dewan baik pria maupun wanita menyindir sikap cengeng pramugari yang menangis.
“Ko cengeng sampe, baru begitu saja sudah menangis, macam dapat pukul kah?” ketus salah seorang anggota DPRD Kabupaten Kaimana.
“Kalau kerja ke Papua harus tahan banting, jangan cengeng” timpal seorang anggota dewan lainnya.
Proses negosiasi untuk menyelesaikan masalah ini dilakukan dibawah tangga pesawat lebih dari 15 menit, sejumlah penumpang berkewarga negaraan Perancis sempat protes kepada petugas Wings karena khawatir penerbangan lanjutan ke Perancis malam ini batal karena delay pesawat dari kaimana.
Tenius, penumpang pesawat Wings Air tujuan Timika menyayangkan sikap anggota DPRD Kabupaten Kaimana yang tampak begitu arogan, seharusnya sebagai anggota legislatif yang merupakan publik figur dalam menahan diri dan tidak bersikap arogan, sebab anggota legislatif dipilih oleh rakyat, sehingga perbuatan ini merugikan orang lain termasuk dirinya yang akan berangkat menuju Timika.
“Sangat disayangkan sekali kok anggota DPRD sikapnya seperti itu, seharusnya mereka sebagai wakil rakyat sekaligus publik figur dapat menempatkan diri secara baik, menjaga sikap dan etika” kata Tenius.
Dampak dari delay karena arogansi anggota DPRD Kabupaten Kaimana tersebut telah banyak memberikan citra buruk terhadap legislatif yang dipilih atas suara rakyat, dalam situasi apapun seharusnya anggota dewan dapat menunjukkan kesantunan terhadap siapapun tanpa memandang status ataupun kedudukan orang lain.
Dari kejadian inipun sangat disayangkan karena pihak otoritas bandara Utarom Kaimana tidak melakukan tindakan tegas terhadap anggota DPRD Kabupaten Kaimana yang secara arogan mengganggu keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan aktivitas penerbangan.
Discussion about this post