Matapapua – Aimas : Sebanyak 1.832 penari terlibat dalam kegiatan tari aster Papua yang dilakukan secara masal dilapangan khalid bin walid UNIMUDA Sorong untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), Kamis (29/8).
Rektor UNIMUDA Sorong, Rustamadji menjelaskan pemecahan rekor MURI ini merupakan bagian dari sumbangsih perguruan tinggi, karena selain tri dharma perguruan tinggi, kampus juga diberi tugas untuk ikut melestarikan adat, dan tari aster sebagai tarian kontemporer khas Papua diharapkan dapat dilestarikan ditengah masyarakat.
” Perguruan tinggi itu tidak hanya soal kuliah, atau menunaikan tri dharma perguruan tinggi, ini sumbangsih kami terhadap tanah Papua untuk menjaga dan melestarikan budaya, termasuk tari-tarian ini, yang menari pun tidak hanya mahasiswa kami yang Papua, tapi seluruh mahasiswa dari berbagai latar belakang, sehingga ini sangat indah, ada kebersamaan ditengah keberagaman” ujar Rustamadji.
Sementara, Notaris Retna Purbawati, menyebutkan tari aster ini memang cukup terkenal, namun belum pernah diselenggarakan dalam jumlah yang sebanyak ini, harapannya agar dengan pemecahan rekor ini dapat semakin membuat tarian aster terkenal diseluruh Indonesia.
” Kriteria penilaian selain terkait jumlah peserta yang lebih dari 1.745, kita juga menilai kekompakan, baik dari kostum ataupun gerakan, ini cukup menarik karena belum pernah ada yang menggelar event sebesar ini, penilaian dilakukan secara offline karena ada beberapa kendala, namun setelah ini kita akan buat berita acara, kemudian kita bawa ke kantor MURI untuk diberi penilaian” kata Retna Purbawati.
Pemecahan rekor MURI untuk tari aster berlangsung antusias, tidak hanya diikuti mahasiswa namun juga civitas akademika UNIMUDA Sorong.
