JAKARTA – Guna meningkatkan pemahaman pencetakan uang Rupiah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Barat mengajak 12 wartawan dan protokoler dari Papua Barat dan Papua Barat Daya mengunjungi Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang beralamat di Parungmulya, Ciampel, Karawang, Jawa Barat untuk melihat secara langsung proses pencetakan uang Rupiah dalam program Capacity Building Media & Protokoler pada Rabu,(24/4/2024).
Di Peruri, Rombongan disambut oleh Kepala Departemen PPIC Peruri, Uswatun Hasanah. Dalam penjelasannya, bahwa Perum Peruri merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang percetakan uang dan dokumen keamanan lainnya. Peruri didirikan pada tahun 1971 yang diberikan kewenangan oleh Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang Rupiah.
” Peruri mempunyai tugas utama untuk mencetak uang Rupiah sesuai pesananan dari Bank Indonesia, untuk mencetak uang rupuah baik kertas dan logam, peruri menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berpengaman tinggi untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan proses cetak uang,” Ujar Uswatun.
Untuk menekan uang palsu, jelas Uswatun, Perum Peruri memasang pengaman rupiah diberbagai sisi uang. Di antaranya ada garis pengaman, water mark dan tinta khusus. Dengan berbagai jenis pengamanan ini, uang rupiah sulit untuk dipalsukan.
Setelah mendapat penjelasan, rombongan pun diajak melakukan kunjungan lapangan, melihat dari dekat proses pencetakan uang. Diketahui pencetakan uang rupiah baik kertas maupun logam proses pencetakannya dilakukan setiap hari (24 jam 3 shift ).
Setelah melihat secara langsung, ternyata proses pencetakan uang Rupiah tidaklah mudah. Mulai dari engraving atau pembuatan desain gambar baku, coating, pencetakan, penyortiran, hingga pengecekan akhir hingga uang-uang tersebut layak edar dan selanjutnya dikirim ke Bank Indonesia. Alur yang cukup panjang ini tentunya membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Deputy Bank Indonesia perwakilan Papua Barat Daya, Rony Cajyadi mengatakan, kegiatan Capacity Building ini adalah bagian upaya BI untuk meningkatkan pemahaman sobat media dan protokoler tentang literasi keuangan dan edukasi publik tentang peran penting Bank Indonesia.
“Kami ingin para wartawan dan protokoler dapat memahami dengan lebih baik tentang proses pencetakan uang Rupiah dan peran Peruri dalam menjaga stabilitas moneter,” Ungkap Rony.
Selain itu, dalam kegiatan Capacity Building ini perlu dilakukan guna mengembangkan kapasitas dan kapabilitas serta menjadi sarana edukasi dan meningkatkan kolaborasi antara BI dan wartawan dan protokoler dari Papua Barat dan Papua Barat Daya.
” Semoga dalam kegiatan Capaciti Building Wartawan & protokoler ini bisa bersinergi dengan BI dalam mendukung stabilitas ekonomi di daerah PB dan PBD,” Harapan Rony.
Dalam kesempatan inj, wartawan dan protokoler PB dan PBD dapat menyaksikan secara langsung proses pencetakan uang Rupiah namun saat mengunjungi pabrik yang mencetak uang RI ini pengunjung tidak Pengunjung tidak diperbolehkan untuk membawa tas, dompet, handphone, ataupun kamera.
Hal tersebut memang tidak diperbolehkan oleh pihak Perum Peruri dengan alasan menjaga keamanan negara. Penerapan sistem keamanan dengan tingkat tinggi lantaran pabrik ini menjadi objek vital dan diterapkan sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) pabrik percetakan uang Peruri.
Discussion about this post