Relokasi Pasar Boswesen Kembali Ditunda

IMG 20220121 WA0008

IMG 20220121 WA0008

Matapapua – SORONG : Relokasi Pasar Boswesen kembali menuai persoalan. Pemerintah Kota Sorong telah berupaya menghadirkan sebuah pasar yang layak dan permanen dengan fasilitas lengkap. Namun ada penolakan dari para pedagang khususnya mama-mama Papua. Penolakan ini berlandas pada beberapa faktor. Yakni mama-mama Papua tidak mendapatkan tempat yang layak di dalam pasar modern yang sebentar lagi akan diresmikan, delain itu dinilai keberadaan pasar modern tersebut tidak strategis sehingga ada ketakutan tersendiri tentang barang dagangan tidak laku terjual dan keberadaan pasar tersebut berada tepat di daerah rawan konflik sehingga menjadi kekuatiran tersendiri bagi keamanan para pedagang.

Terkait dengan hal itu, pada Selasa (18/01/2022), Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau bersama seluruh jajarannya turlap ke Pasar Boswesen dan bertatap muka langsung dengan para pedagang. Dari pertemuan singkat itu, ada penolakan dari para pedagang untuk pindah ke pasar modern tersebut.

Selvina Rematobi, pedagang sayur di lasar Boswesen mengatakan, pada dasarnya para penjual khususnya mama-mama Papua tidak keberatan jika pasar Boswesen dipindahkan ke pasar moderen. Namun ketika ada rencana pemindahan pasar sudah ada ancaman dari dalam pasar ke para penjual. Kemudian yang belum bisa diterima adalah tempat yang layak untuk penjual pinang, sayur dan buah-buahan tidak tersedia. Terpaksa area yang masih kosong dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masing-masing pedagang dengan membangun tenda sendiri untuk bisa digunakan.

“Sebelum pindah saja sudah ada ancaman dari dalam. Kemudian tempat yang ada juga tidak dibagi merata. Masing-masing penjual mengukur sendiri sesuai kemauan sehingga yang lain tidak dapat bagian. Jadi maksud kami ketemu dengan pak wali untuk menyampaikan aspirasi ini,” ungkapnya, Selasa (18/01/2022) di Pasar Boswesen.

Selain itu, Siska Narwadan, yang berprofesi sebagai pedagang sayur juga menyampaikan hal senada, ia mengaku bahwa dirinya juga belum mendapatkan tempat yang layak di dalam pasar modern. Padahal, selama dua puluh tahun ia terus membayar pajak melalui penagihan retribusi setiap hari di Pasar Boswesen.

“Kita sebagai warga negara sudah memenuhi kewajiban dengan membayar retribusi, tapi kenapa fasilitas pemerintah tidak dirasakan. Kami sudah mendaftar dan kumpul KTP namun nama kami tidak ada di dalam sehingga kami sangat kecewa,” jelasnya kesal.

Terkait dengan persoalan ini, Ketua RT 001/RW 006 Kelurahan Ruvei, Agustina Saidora mengaku prihatin melihat kondisi mama-mama penjual sayur dan pinang yang tidak mendapat tempat di dalam pasar modern tersebut. Seharusnya pemerintah perhatikan mama-mama Papua ini dengan memberikan tempat yang layak. Karena sampai saat ini di dalam pasar tersebut sudah terjadi pembagian tempat sesuai dengan kemauan sehingga tidak heran jika ada yang mendapatkan tempat dengan ukuran besar. Sementara mama-mama Papua yang belum dapat tempat belum jelas nasibnya ke depan.

” Persoalan ini membuat saya prihatin, seharusnya pemerintah turun dan melakukan pembagian secara merata, jangan setiap orang masuk dan mematokan sendiri sesuai kemauan sehingga akhirnya banyak masyarakat tidak mendapat tempat,” jelasnya kepada media ini di Pasar Boswesen.

Sementara itu, Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau mengatakan, batas waktu pemindahan dari Pasar Boswesen ke pasar modern di Rufei diberikan selama satu minggu. Jika tidak maka Walikota Sorong akan turun dengan kekuatan penuh dan menggusur lapak-lapak pedagang yang ada di Pasar Boswesen. 

Penggusuran tersebut dilakukan, agar semua pedagang yang biasanya berjualan di Pasar Boswesen bisa langsung pindah ke Pasar Modern Rufei yang telah rampung dibangun. 

“Hari jumat besok saya gusur semua. Saya akan menurunkan kekuatan penuh, untuk melakukan penggusuran,” ungkap Wali Kota Sorong saat bertatap muka dengan para pedagang di Pasar Boswesen, Selasa (18/01/2022). 

Ia menyebutkan, pasar modern terutama pasar ikan yang ada di dalamnya sudah siap digunakan dan telah rampung dikerjakan. Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada semua pedagang yang ada di Pasar Boswesen semua harus segera pindah. 

“Saya berikan kesempatan mulai hari ini sampai hari jumat untuk kalian pindah. Pindah tidak pindah, saya gusur. Bandara DEO saja saya gusur kasih habis. Tempat ini saya sudah bayar, makanya saya gusur tidak ada sisa. Saya punya kewenangan,” tegasnya. 

Menurut Lambert, yang atur warga Kota Sorong adalah Wali Kota Sorong. Dirinya menyuruh para pedagang di Pasar Boswesen pindah ke Pasar Rufei, karena tidak mau lihat mama Papua berjualan diatas tanah begini. 

“Saya tidak mau kalian berjualan begini. Yang penting kita sepakat hari ini sampai jumat pindah kesana. Nanti kepala distrik, lurah dan dinas terkait akan atur untuk bangun lapak-lapak buat kalian dengan baik,” ujarnya. 

Pemerintah Daerah tidak pernah menyusahkan rakyat. Tapi Pemerintah hanya mau mengatur rakyat dengan baik.  

“Saya akan bangunkan lapak-lapak lagi keliling pasar, buat mama-mama yang belum dapat tempat. Tidak boleh ada kata lain, yang penting kasih kesempatan untuk saya,” bebernya. 

Lambert menambahkan, dirinya mau menggusur Pasar Boswesen karena ingin menjadikan Kota Sorong indah dan bersih dan tidak terlihat kumuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment