Merauke, Matapapua.com – Pemerintah daerah melakukan pengujian lanjutan sampel kematian mendadak ratusan ekor ternak sapi milik masyarakat Kabupaten Merauke di Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros.
Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Papua Selatan, Rafael Heri Nugroho di Merauke, Rabu (24/4) mengatakan bahwa hasil investigasi gabungan tim terhadap kematian ratusan ternak sapi masyarakat di Kabupaten Merauke hanya menemukan infestasi parasit Trypanosomiasis, babesiosis, theleriosis, paramphistomiasis, dan nematodosis dan tidak ditemukan virus serta Antraks penyakit hewan menular.
“Saat ini masih terus dilakukan pengujian di Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros untuk menguji kelanjutan penyebab kematian dari pada ternak sapi di Kabupaten Merauke,” ujarnya.
Dikatakan bahwa setelah pengujian sampel lanjutan selesai nanti akan disampaikan kembali ke publik diagnosa definitif penyebab kematian ratusan ternak sapi masyarakat di Kabupaten Merauke.
Dia mengharapkan kepada peternak sapi di Kabupaten Merauke agar tidak memotong sapinya sembarangan tetapi potonglah di rumah pemotongan hewan atau RPH sehingga dalam pengawasan dokter hewan.
“Sebab di RPH dokter hewan dapat memeriksa ternak sapi yang akan dipotong apakah layak untuk di potong dan apakah dagingnya layak untuk dikonsumsi,” ungkapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Merauke, Martha Bayu yang memberikan keterangan terpisah, memaparkan bahwa per tanggal 24 April 2024 jumlah kematian ternak sapi masyarakat Merauke sebanyak 177 ekor yang menyebar di empat Distrik.
“Dengan perincian untuk Distrik Semangga sebanyak 43 ekor, Tanah Miring sebanyak 108 ekor, Kurik sebanyak 23 ekor dan untuk Distrik Malind sebanyak 3 ekor,” tambah dia.
Discussion about this post