Matapapua – Sorong : Aksi solidaritas sekaligus sebagai bentuk protes warga Papua terhadap tindakan Rasisme yang disampaikan sekelompok warga terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang di Jawa Timur dilakukan dijalan Basuki Rahmat perempatan traffic light Gereja Maranatha, dengan membawa pamflet berisikan protes dan sindiran atas kejadian di Jawa Timur tersebut.
Kapolres Sorong AKBP Mario Christy Siregar, Senin (19/8) menyebutkan untuk pengamanan dilakukan dengan melibatkan 373 personil, Kapolres menyebutkan sesuai surat seharusnya dilakukan dihari selasa, namun karena situasional, pihak Polres memberikan izin dengan syarat tidak dilakukan secara anakhis, Kapolres Siregar mengajak warga agar tidak terprovokasi dan tetap menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.
“Karena situasional sehingga izin awalnya besok dihari Selasa namun dimajukan hari ini, silahkan menyampaikan aspirasi tapi jangan anakhis, kami libatkan 373 personil agar menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif” kata Kapolres Siregar.
Walikota Sorong Lambertus Jitmau menegaskan aksi solidaritas ini merupakan bentuk protes dan wajar dilakukan, oleh karena itu kendati diizinkan namun semua peserta tetap melakukan aksi tanpa tindakan kekerasan atau merusak fasilitas umum.
“Silahkan Demo, ini hal wajar supaya mereka bisa menyampaikan protes tapi ingat jangan merusak fasilitas umum dan mengganggu ketertiban sehingga aksi ini dilakukan secara baik” tegas Lambertus Jitmau.
Aksi yang awalnya damai, tiba-tiba sontak mencekam karena dibeberapa titik terjadi aksi pembakaran ban, penutupan ruas jalan sebagai akses bagi pengendara, dibeberapa titik masa juga melakukan pengrusakan fasilitas umum seperti traffic light kilometer 8, merusak fasilitas bandara, ATM, membakar toko, kantor DPRD, kantor Walikota, hingga merusak Lapas Sorong.
Situasional nyaris tidak dapat dikendalikan, namun kemudian aparat kepolisian dan TNI menyisir daerah-daerah konflik guna menurunkan amukan warga.
Discussion about this post