Matapapua – TAMBRAUW : Minimnya SumberDaya Manusia (SDM) di Kabupaten Tambrauw menjadi perhatian dan sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). SDM Tambrauw dinilai tidak mengalami kemajuan dari waktu ke waktu disebabkan minim perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tambrauw melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
Wakil Ketua II DPRD Tambrauw, Yoseph Airai menjelaskan, pemerintah sudan seharusnya memiliki komitmen untuk memperjuangkan SDM anak asli Tambrauw. Yang dilakukan selama ini, sebutnya banyak mahasiswa asal Tambrauw di berbagai kota studi tidak mendapatkan perhatian yang baik dan maksimal dari pemerintah.
Untuk itu dia berharap kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga agar serius memperhatikan kondisi mahasiswa Tambrauw yang tengah mengenyam pendidikan di setiap universitas yang terkoneksi dengan Pemerintah Tambrauw. Sehingga nantinya bisa meningkatkan SDM anak Tambrauw itu sendiri.
“Mahasiswa tidak mendapatkan perhatian mulai dari uang saku, uang kuliahpun terbengkalai, akhirnya akan berdampak pada aktivitas belajar mereka sebagai mahasiswa,” Jelasnya via pesan Whats App, Minggu (24/4).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw, Yoseph Yewen mengakyu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga hanya mengakomodir mahasiswa program keguruan yang tersebar di sejumlah universitas dengan beban biaya dari pemerintah. Sementara mahasiswa umum tidak masuk dalam tanggungan Dinas Pendidiakan Pemuda dan Olahraga melainkan diakomir oleh pemerintah daerah sendiri.
Yosep menyebutkan, nggaran yang telah disiapkan adalah untuk pendidikan profesi guru yang saat ini tengah mengenyam pendidikan di sejumlah universitas seperti Unimuda, Universitas Gorontalo dan Universitas Sanata Dharma.
“Kalau mahasiswa umum memang tidak ditanggung dinas hanya mahasiswa profesi guru yang dianggarkan,” jelasnya kepada media ini via telepon seluler, Senin (25/4).
Diakui bahwa memang sudah dua tahun belakangan ini aliran uang untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa di tiga universitas sedikit terkendala karena berhadapan dengan penerapan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang sedikit rumit dan lambat. Sehingga berdampak pada penyelesaian kebutuhan mahasiswa.
Dia menilai bahwa pandangan yang disampaikan salah satu dewan adalah keliru. Sebab, kondisi ini bukan disebabkan oleh kesengajaan dinas terkait melainkan oleh sistem sendiri yang menghambat proses tersebut. Kendatipun penyelesaian kebutuhan para mahasiswa profesi guru sedikit terhambat, namun Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga akan tetap membayar kebtuhan mahasiswa.
“Uang untuk mahasiswa sudah kita anggarkan namun kembali lagi penerapan SIPD ini agak lambat dan sedikit rumit sehingga uangnya tidak cepat terealisasi sebagaimana mestinya,” akunya.
Dia menambahkan, jumlah guru yang saat ini kuliah di tiga universitas terdiri dari 24 mahasiswa di Gorontalo, 36 di Unimuda dan 6 di Sanata Dharma.
Discussion about this post