BAF Kucurkan Hibah Rp25,2 Milyar Tahap II

WhatsApp Image 2019 03 29 at 12.57.37

WhatsApp Image 2019 03 29 at 12.57.37

Matapapua – Sorong : Untuk mewujudkan pengelolaan Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) secara berkelanjutan diperlukan kolaborasi berbagai pihak. Hal ini sejalan dengan Deklarasi Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi yang diluncurkan oleh Gubernur pada 19 Oktober tahun 2015 lalu.

Guna mendukung implementasi Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi, Blue Abadi Fund (BAF) meluncurkan program hibah siklus 2 melalui penandatanganan Kesepakatan Hibah guna mendukung 20 mitra lokal Papua dimana kegiatannya tersebar di BLKB dengan total dana dukungan kurang lebih Rp25,2 miliar pada tahun 2019.

Mengenai langkah strategis dari kerjasama pendanaan hibah ini, Riki Frindos sebagai Direktur Eksekutif dari yayasan KEHATI menyampaikan secara umum pelaksanaan pada BAF siklus 1 dapat berjalan dengan baik dan mendapat apresiasi dari pihak Governance Committee (GC) BAF dan pihak donor. Tentu ada situasi dan area-area yang dapat kita tingkatkan lebih jauh ke depannya, mengingat siklus 1 juga merupakan siklus pertama dan menjadi proses pembelajaran bagi mitra dan semua pihak lain yang terlibat.

“Jumlah hibah dan mitra penerima hibah disesuaikan dengan rencana BAF secara keseluruhan dan strategi implementasi dari waktu ke waktu, respon dari mitra-mitra terhadap peluang hibah dari BAF, serta proses review di dalam internal BAF mulai dari administrator, dewan penasihat, dan diputuskan dalam forum tertinggi BAF yaitu GC” terang Riki, Sabtu (30/03/2019).

“Harapan dari BAF adalah bahwa siklus kedua ini dapat dieksekusi dengan lebih baik, serta memberikan keberlanjutan terhadap program-program yang sudah dimulai pada siklus 1 dan program-program pada siklus 2 ini memberikan landasan untuk tercapainya rencana strategis BAF 5 tahun pertama, serta tujuan jangka Panjang BAF” tambah Riki Frindos.

Pimpinan Yayasan Nazaret Papua (YNP), Tri Kurnia Goram sebagai salah satu lembaga penerima hibah menyampaikan dengan adanya program BAF dapat menjalankan program dengan baik, diantaranya patroli monitoring, juga Pendidikan Lingkungan Hidup dapat terselenggara dengan lancar dan mendapat apresisasi dari masyarakat. Yang lebih utama bersama masyarakat adat dapat melakukan deklarasi Kawasan Konservasi Perairan Adat di Misool bagian utara.

“Dengan dana ini kami dapat melakukan Patroli monitoring, Pendidikan Lingkungan Hidup dapat terselenggara dengan lancar, bersama masyarakat adat dapat melakukan deklarasi Kawasan Konservasi Perairan Adat di Misool bagian utara” kata Tri Kurnia Goram.

BLKB terletak di Provinsi Papua Barat dan sebagian Provinsi Papua, membentang seluas lebih dari 22 juta Ha, meliputi Teluk Cenderawasih, Kabupaten Raja Ampat, hingga Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana. Kawasan ini merupakan episentrum Segitiga Terumbu Karang, pusat keanekaragaman hayati laut dunia yang merupakan ‘rumah’ bagi 75% spesies terumbu karang dunia, namun, BLKB menghadapi tekanan berupa eksploitasi terhadap sumber daya alam. BLKB terancam akan kehilangan spesies karismatik yang menjadi kekayaannya, ancaman ini tidak hanya akan menjadi derita ekologi, namun juga derita bagi masyarakat yang mendiami kawasan ini, yang menggantungkan penghidupannya pada hasil perairan BLKB.

Kolaborasi pengelolaan kawasan BLKB telah dimulai sejak tahun 2001 oleh Conservation International (CI) Indonesia, The Nature Conservancy (TNC) dan WWF-Indonesia yang membangun kerjasama dengan berbagai mitra lokal, Pemerintah Daerah dan perguruan tinggi, pada bulan Februari 2017, konsorsium tersebut meluncurkan Program Blue Abadi Fund (BAF) sebagai model pendanaan jangka panjang dan lestari bagi kawasan BLKB. Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) merupakan administrator pengelola dana BAF.

Sebagai pengelola dana yang bersumber dari Blue Abadi Fund tersebut, Administrator (Yayasan KEHATI) telah menyalurkan lebih dari Rp26 Miliar pada siklus 1 yaitu sepanjang Juli 2017 s/d Desember 2018 kepada total 23 mitra di BLKB. Pada peluncuran BAF siklus 2, total dana dukungan kurang lebih Rp25,2 Miliar pada tahun 2019 yang akan didistribusikan kepada 20 mitra lokal yang bekerja di Provinsi Papua Barat. Dukungan dana pada kedua siklus pertama ini didanai oleh hibah USAID kepada BAF melalui Conservation International (CI). (kim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment