Merauke, Matapapua.com – Agar daging sapi aman dikonsumsi oleh masyarakat di Kabupaten Merauke maka peternak diminta untuk tidak memotong sapinya sembarangan tetapi potonglah di rumah pemotongan hewan atau RPH.
Himbauan ini dikarenakan hingga per 24 April 2024 sudah 177 ekor ternak sapi masyarakat di Kabupaten Merauke mati mendadak dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut penyebab pasti kematian ratusan ternak sapi tersebut. Selain itu ditemukan penyakit hewan menular bakteri Bacillus antrhavis atau Antraks pada ternak babi di Merauke
Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Papua Selatan, Rafael Heri Nugroho di Merauke, Rabu (24/4) mengatakan bahwa hasil investigasi gabungan tim terhadap kematian ratusan ternak sapi masyarakat di Kabupaten Merauke hanya menemukan infestasi parasit Trypanosomiasis, babesiosis, theleriosis, paramphistomiasis, dan nematodosis dan tidak ditemukan virus serta Antraks penyakit hewan menular.
“Saat ini masih terus dilakukan pengujian di Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros untuk menguji kelanjutan penyebab kematian dari pada ternak sapi di Kabupaten Merauke,” ujarnya.
Dia mengharapkan kepada peternak sapi di Kabupaten Merauke agar tidak memotong sapinya sembarangan tetapi potonglah di rumah pemotongan hewan atau RPH sehingga dalam pengawasan dokter hewan.
“Sebab di RPH dokter hewan dapat memeriksa ternak sapi yang akan dipotong apakah layak untuk di potong dan apakah dagingnya layak untuk dikonsumsi,” tambah dia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Merauke, Martha Bayu yang memberikan keterangan terpisah, memaparkan bahwa per tanggal 24 April 2024 jumlah kematian ternak sapi masyarakat Merauke sebanyak 177 ekor yang menyebar di empat Distrik.
“Dengan perincian untuk Distrik Semangga sebanyak 43 ekor, Tanah Miring sebanyak 108 ekor, Kurik sebanyak 23 ekor dan untuk Distrik Malind sebanyak 3 ekor,” tambah dia.
Discussion about this post