MataPapua,Sorong – Di masa kampanye Pilkada serentak banyak calon bupati, walikota, dan gubernur obral janji untuk memikat hati pemilih. Kondisi yang sama terjadi di Pemilihan Gubernur Papua Barat Daya.
Salah satu janji manis yang dinilai spektakuler, sehingga membuat ketua – ketua RT geger yaitu janji insentif buat RT.
Menariknya, hampir semua Calon Gubernur Papua Barat Daya pernah menjabat sebagai Bupati 2 Periode. Tentu menjadi bahan diskusi menarik di warung – warung kopi.
Namun ada satu sosok Calon gubernur Papua Barat Daya yang sangat menonjol dan semakin tinggi elektabilitas nya, yakni mantan Bupati Asmat Provinsi Papua Selatan dua periode Elisa Kambu.
Selama kampanye, Elisa Kambu hanya berbicara apa yang telah dia kerjakan selama menjabat sebagai bupati Asmat. Janji sekolah gratis buat rakyat Papua Barat Daya, janji pelayanan kesehatan berkualitas, janji pemberian makanan tambahan dan perbaikan gizi ibu dan anak serta janji peningkatan kualitas pelayanan pemerintah.
“Semua itu sudah saya kerjakan selama dua periode di Asmat. Jadi saya tidak mau berkata apa yang belum saya kerjakan, saya menjanjikan apa yang sudah saya kerjakan. Supaya jangan ada bahasa, bicara lain, atur lain, kerja lain” ucap Elisa Kambu.
Salah satu yang baru dibeberkan Elisa Kambu dalam lawatan ke Kabupaten Tambrauw yakni tenaga hansip,sekarang linmas atau keamanan lingkungan.
“Hansip atau linmas di Asmat, setiap bulan dikasih honor Rp 700 ribu. Honor itu diambil langsung di bank. Satu kampung 10 anggota linmas, ” kata Elisa Kambu.
Di Sorong Raya ini, Elisa Kambu bilang dia sudah keliling dan tanya langsung warga, Kepala Kampung dapat gaji bervariasi dari antara 2,5 juta sampai 3 juta, sekretaris kampung 2 juta, aparat kampung Rp 1 juta lebih.
“Gaji mereka di bayar tiga bulan sekali. Ini tidak manusiawi. Mereka kerja tiap hari urus masyarakat, tapi gajinya dibayar 3 bulan sekali. Terus mereka punya kebutuhan buat istri dan anak itu gratis kah atau dong bayar pakai apa, ” ucap Elisa Kambu diakhir dengan nada tanya.
Kalau di Kabupaten Asmat, Elisa Kambu sampaikan kepala kampung gaji tiap bulan 3 juta, dan sekretaris kampung yang ASN gaji 2,5 juta. Aparat kampung gaji tiap bulan 1,7 juta. Hansip atau linmas gaji 700 ribu per bulan.
“Setiap bulan dong terima dan ambil langsung di bank,” beber Elisa Kambu.
Kalau satu kampung ada 10 anggota linmas yang diberi Honor tiap bulan, maka tentu kampung tersebut bisa aman.
“Ini yang dinamakan pemberdayaan, ini yang namanya pembinaan, ” kata Elisa Kambu menjelaskan.
Warga Fef dan Sausapor yang hadir sampai geleng – geleng kepala sambil membandingkan dengan kondisi mereka di Tambrauw.