MataPapua, Sorong Selatan : Aminallah Heremba, seorang Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 10 di SMP Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, terus berinovasi untuk mendekatkan siswa-siswinya pada seni dan budaya Papua. Lewat program kreatif bernama “Asyaber” atau Anak SMP Yapis Berkarya, Aminallah membawa angin segar dalam kegiatan belajar-mengajar dengan menghadirkan muatan lokal ke sekolah.
Program Asyaber ini diadakan setiap Jumat untuk mengisi jam kosong dengan kegiatan yang edukatif dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari siswa, guru, wali kelas, hingga komunitas seni lokal. Dalam kegiatan ini, para siswa diajak untuk belajar menari, membuat kerajinan tangan seperti sisir bambu, memanfaatkan daun nipah untuk membuat atap, hingga mendengarkan cerita rakyat atau mob. Asyaber bahkan bekerja sama dengan sanggar tari Unsar, sehingga siswa bisa belajar tarian tradisional dan mengenal warisan budaya daerah.
“Inovasi ini saya buat untuk mengisi waktu kosong di hari Jumat. Kami adakan sebulan sekali agar siswa punya waktu belajar menari dan bersiap menghadapi ujian mereka. Semua terlibat, mulai dari siswa hingga para guru,” ungkap Aminallah Heremba, Rabu (23/10/2024).
Aminallah menuturkan, gagasan ini berangkat dari harapannya agar generasi muda di Sorong Selatan tidak kehilangan jati diri mereka. Ia menyadari pentingnya mengintegrasikan kearifan lokal dalam pendidikan agar siswa memiliki pemahaman mendalam tentang budaya mereka sendiri. “Melalui Asyaber, saya ingin mereka tahu dan bangga dengan tradisi Papua, agar seni dan budaya ini tetap hidup di tengah modernisasi,” tambahnya.
Program Asyaber menjadi bagian dari acara “Rencana Kerja dan Panen Hasil Belajar” yang digelar dalam Pembelajaran Tatap Muka 4 Program Guru Penggerak (PGP) Daerah Khusus Angkatan 10. Acara ini berlangsung di Gedung Rektorat Universitas Werisar, Sorong Selatan, sejak 20-24 Oktober 2024. Ketua Balai Guru Penggerak Papua Barat, Tuning Supriyadi, M.Pd., mengapresiasi program ini dan menyebutnya sebagai langkah penting dalam mengembangkan pendidikan berbasis budaya.
“Program seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan di Sorong Selatan sangat potensial karena didukung guru-guru yang peduli pada budaya lokal. Inovasi ini membuktikan komitmen yang kuat dari para guru penggerak untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,” ujar Tuning Supriyadi.
Dengan program Asyaber, Aminallah Heremba berharap semangat mencintai seni dan budaya Papua dapat terjaga dalam diri siswa-siswanya, sekaligus memberikan keterampilan yang bermanfaat bagi masa depan mereka.