Matapapua – Jayapura : PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) VIII kembali menyalurkan modal usaha Program Kemitraan bagi usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Ternate, Halmahera Timur dan Ambon, yang mana dapat membantu pengembangan usaha apalagi di masa pandemi ini.
Program Kemitraan merupakan salah satu program kepedulian kepada masyarakat khususnya para pelaku UMKM yang ditugaskan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Peraturan Menteri BUMN PER-02/MBU/04/2020 tanggal 2 April 2020 tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).
Pertamina telah menerapkan Program Kemitraan Semenjak Tahun 1993. Program Kemitraan tersebut untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Maka dari itu dilakukannya penyaluran kepada UMKM yang telah berlangsung di Ternate dan Halmahera Timur dengan total penyaluran reguler Rp 1.770 Miliar dengan jumlah mitra binaan sebanyak 27 mitra sudah termasuk dengan 4 mitra binaan program Pinky Movement dengan total pencairan 230 juta dan Ambon dengan total Rp 2.460 Miliar untuk mitra binaan reguler sebanyak 38 mitra dan 27 mitra binaan program Pinky Movement dengan pencairan 1.960 Miliar . Kemudian akan bergabung lagi nanti untuk wilayah Seram bagian barat, Masohi dan Kairatu yang berada di wilayah MOR VIII.
Program tersebut berupa bantuan pinjaman permodalan dengan maksimal nilai pinjaman Rp 200 juta untuk setiap UMKM yang dinilai layak.
“Penyaluran di wilayah Papua untuk mengembangkan para pelaku UMKM dan juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru di masa pandemi untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu juga dapat meringankan beban para UMKM dengan biaya administrasi yang rendah sebesar 3% tutur Edi Mangun”
UMKM Program ini merupakan bagian dari program pembiayaan dan pembinaan kepada UMKM yang bersentuhan langsung dengan rantai bisnis Pertamina.
Fokus utama UMKM pinky movement adalah pelaku usaha yang menggunakan gas LPG sebagai sumber energi utama dalam proses pengolahan nilai tambah usahanya seperti usaha kuliner rumahan atau para pelaku UMKM pangkalan minyak tanah untuk bertransformasi menuju pangkalan gas non subsidi.
Discussion about this post