Matapapua – Fef : Persatuan Mahasiswa Tambrauw (Permata) yang mengenyam pendidikan di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara menyatakan sikap tegas menolak keberadaan pembangunan Kodim 1810 di Wembru, Distrik Sausapor dan pembangunan Koramil di Distrik Kwoor.
Ketua Permata, Yustus Yekwam dalam pres releasnya menjelaskan, Kabupaten Tambrauw khususnya di wilayah Sausapor bukan merupakan wilayah konflik sehingga keberadaan Kodim merupakan salah satu syarat mutlak untuk membendung keadaan di wilayah tersebut.
Di sebutkan kebijakan pemerintah mengibahkan Gedung Dinas Perhubungan untuk digunakan sebagai Kantor Kodim merupakan sikap tidak bijak karena tidak sesuai dengan perjanjian adat sebelumnya.
Yustus menjelaskan, keberadaan Kodim di Tambrauw tidak melalui sebuah mufakat antar perintah kampung setempat sehingga membuat masyarakat resah dan banyak menimbulkan pertanyaan.
“Gedung tersebut sebelumnya masyarakat melepaskan tanah adat tersebut untuk pembangunan kantor dinas namun setelah pemerintah pindah gedung tersebut dikasi ke Kodim,” jelasnya dalam press realis yang diterima media ini via WA, Minggu (10/5).
Sementara itu, Verinandus Kosama dalam press releasnya pun menambahkan hal senada. Dia mengaku pembangunan Kodim dan Koramil belum diperlukan karena masyarakat Tambrauw masih terbilang aman sehingga keberadaan Kompi Militer belum diperlukan.
“Hari ini di Nduga, Timika dan wilayah operasi militer lainnya, sekarang di Aifat Timur Kabupaten Maybrat. Sehingga alangkah baiknya jangan menambah luka psikologis dengan membuka Kodim atau pos militer di wilayah Tambrauw,” akunya.
Verinandus menambahkan, Tambrauw bukanlah daerah operasi militer dan harus mempertimbangkan trauma orang Papua melalui kejadian di masa lampau yang telah dilakukan TNI.
Discussion about this post