Matapapua – Mayamuk : Tanggal 22 Oktober menjadi moment berharga bagi santri ditanah air, sebagai peringatan Hari Santri Nasional, momentum ini mengingatkan peran santri sebagai bagian dari bangsa, yang tidak dapat terpisahkan sejak sebelum kemerdekaan, oleh karenanya hari santri yang dulunya hanya dikenal untuk menempa diri menimba ilmu agama kini semakin membuka diri dengan menimba ilmu umum.
Bupati Sorong, Johny Kamuru saat membacakan amanat Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifudin mengatakan peringatan hari santri 2019 mengatakan, sejak dicetuskan dan diperingati ditahun 2016 yang lalu, pelaksanaan hari santri terus dilakukan untuk mengingat resolusi jihad yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama, tahun ini, peringatan Hari Santri mengusung thema santri Indonesia untuk perdamaian dunia, isu perdamaian berdasarkan fakta bahwa pesantren merupakan laboratorium perdamaian, pesantren menjadi tempat yang layak disebut laboratorium santri karena sejumlah alasan, yakni Islam sebagai rahmatan lil alamin, Islam rahmat dalam modern dan moderat.
“Indonesia sebagai bangsa yang plural dan keberagaman, sehingga kita semua harus berpikir untuk menjaga keberagaman bangsa untuk Indonesia yang plural, setidaknya ada beberapa hal yang menjadikan pesantren layak dijadikan sebagai laboratorium yakni, kesadaran beragama dan berbangsa, metode mengaji, santri diajarkan untuk mengabdi atau berhikmat, gerakan komunitas” kata Johny Kamuru mengutip amanat Menteri Agama Republik Indonesia.
Puncak peringatan Hari Santri 2019, Selasa (22/10) dipusatkan di pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah kelurahan iya Makbusun, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong – Papua Barat.
Discussion about this post