Pemkab Sorong Fasilitasi Focus Group Discussion Pengembangan Kurikulum Bahasa Moi

Tindak Lanjut Setelah Program Moi Day dan Peluncuran Kamus Saku Bahasa Moi

IMG 20191018 100529 1

IMG 20191018 100529 1

Matapapua – Aimas : Komitmen pemerintah daerah Kabupaten Sorong dalam melestarikan bahasa daerah Moi terus diperlengkap, setelah resmi diluncurkan Moi Day, dan peluncuran kamus saku berbahasa Moi, lintas organisasi perangkat daerah di Kabupaten Sorong, Jum’at (18/10) menggelar Focus Group Discussion Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum muatan lokal bahasa Moi.

Mewakili Bupati Sorong, Johny Kamuru, Asisten III bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Sorong, Klaas Osok menyebutkan, agar bahasa Moi tidak punah, dibutuhkan strategi untuk mengembangkannya, sebab arus modernisasi yang membawa perubahan dikhawatirkan menghilangkan bahasa Moi sebagai bahasa asli Sorong.

“Pastinya kita tidak mau bahasa kita ini punah, hilang karena tidak lagi ada yang berbicara pakai bahasa Moi, maka dari satuan pendidikan inilah kita membina anak-anak kita dalam menggunakan bahasa Moi” kata Klaas Osok.

Saul Bleskadit, Kepala LPMP Papua Barat menyebutkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan kepercayaan kepada dinas pendidikan didaerah untuk membuat kurikulum muatan lokal sesuai kebutuhan, dan kurikulum bahasa Moi ini harus diapresiasi.

” Kita diberi ruang untuk membuat kurikulum sesuai dengan kebutuhan daerah, dan kurikulum bahasa Moi ini sangat penting sehingga jika akan dimasukkan sebagai mata pelajaran muatan lokal maka harus dibuat kurikulum terlebih dahulu, disusun hal apa saja yang akan diberikan kepada siswa, kurikulum ini nanti diteruskan ke LPMP” kata Saul Bleskadit.

Tokoh Intelektual Malamoi, Stepanus Malak menyebutkan pentingnya penyusunan kurikulum ini untuk dapat menjadi dasar dari kegiatan pendidikan bahasa Moi, sehingga penggunaan bahasa Moi disekolah sebagai mata pelajaran berjalan baik.

” Harus ada kurikulum, agar penyebaran bahasa Moi ini dapat dilakukan melalui sekolah, harapannya Dinas teknis dapat melihat hal ini” ujar Stepanus Malak.

Kegiatan Focus Group Discussion pengembangan kurikulum bahasa Moi melibatkan sejumlah pihak, diantaranya Lembaga Masyarakat Adat Malamoi, tim tenaga ahli, tim guru pendamping.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment