Merauke, Matapapua.com – Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian menargetkan penghasilan petani milenial dalam program optimalisasi lahan sawah di Merauke mencapai Rp20 juta per bulan.
“Kami sudah menyiapkan teknologi sehingga pendapatan milenial nanti minimal Rp10 juta per bulan. Dan bila rajin penghasilan bisa sampai Rp20 juta per bulan. Itu target kita agar milenial turun ke sektor pertanian,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan peninjauan ke lokasi optimasi Lahan Rawa di Telaga Sari, Distrik Kurik, Merauke, Minggu (13/10).
Dia mengatakan bahwa generasi milenial akan turun bertani kalau menggunakan teknologi tinggi kemudian menguntungkan. Pemerintah sudah memberikan alat mesin olah lahan, alat mesin tanam, teknologi drone untuk penyemprotan pupuk dan combine alat panen bagi petani milenial di Merauke.
Selain itu, kata Menteri Andi Amran bahwa pemerintah juga akan memberikan modal bagi satu kelompok milenial atau brigade alsintan terdiri dari 15 orang sebesar Rp3 miliar untuk mengelola 200 hektare lahan sawah.
“Kita sudah hitung pendapatan mereka per orang Rp20 juta bersi dalam sebulan, lebih besar dari gaji pokok Menteri. Ini yang bisa menarik milenial masuk di sektor pertanian karena tanpa menguntungkan mereka tidak mungkin turun,” ujarnya.
Menteri Amran memberikan contoh salah satu putra daerah Merauke bersama Petrus dari Kimam yang mengoperasikan combine alat panen padi bantuan pemerintah di Kurik, penghasilannya Rp180 juta per bulan saat musim panen padi.
Dikatakan bahwa petani milenial dalam program optimalisasi lahan sawah di Merauke diprioritaskan bagi orang asli Papua. Bebas lulusan apa saja bahkan ijazah SD pun asalkan mau bekerja sawah dengan teknologi akan diajarkan dan didampingi.
“Sehingga ketika mereka sudah berhasil, mereka akan menceritakan kepada generasi muda lainnya bahwa bertani itu menguntungkan, bertani itu menghasilkan agar generasi muda Indonesia bangga menjadi petani,” tambah dia.