Matapapua-Maybrat: Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya, Yohanes Sentuf, S.Pd.,M.Pd melalui Kepala Bidang Promosi dan pariwisata, Daniel Kambu, SE secara resmi membuka pelaksanaan pelatihan anyaman yang diselenggarakan sanggar furkak guririn, Rabu (10/1/2024)
Kepala Bidang Promosi dan Pariwisata, Daniel Kambu mengapresiasi pemerintah Provinsi Papua Barat Daya yang telah memperhatikan sanggar Furkak Guririn untuk terus membina dan membimbing generasi Maybrat agar meningkatkan ketrampilan di bidang seni khas budaya Maybrat.
Dirinya bangga melihat kreativitas anggota sanggar ini karena melestarikan budaya Maybrat yang hampir hilang karena terpengaruh dengan budaya lainnya
“Anak-anak bisa mengembangkan kemampuan di bidang keterampilan apabila ada sebuah wadah yang memberikan pelatihan. Nah sanggar Furkak Guririn ini sangat bagus karena hadir untuk menjawab semua kebutuhan masyarakat terutama generasi emas ini. Karena banyak generasi yang punya talenta namun hilang karena tidak ada wadah seperti ini. Saya bangga dengan sanggar ini karena melatih dan membina generasi untuk meningkatkan kreativitas,” ungkap Daniel.
Sementara itu, ketua sanggar Furkak Guririn Kabupaten Maybrat, Aksamina Kambu menjelaskan bahwa Kabupaten Maybrat memiliki ribuan kekayaan di bidang kebudayaan dan kesenian yang hampir punah. Oleh karena itu, dirinya membentuk sanggar ini dengan melibatkan semua pihak dan generasi agar terus mengembangkan budaya dan kesenian untuk terus dilestarikan sebagai warisan para orang tua pada zaman dahulu. Melihat hal tersebut, dirinya memberi nama sanggar tersebut Furkak Guririn yang berarti kupu-kupu generasi.
“Saya orang budaya, orang kesenian. Jadi sangat disayangi jika kekayaan kesenian kami di Kabupaten Maybrat ini akan punah, maka saya berinisiatif mendirikan sanggar ini dengan memberi nama Furkak Guririn. Furkak artinya kupu-kupu sementara Guririn artinya generasi. Jadi Furkak Guririn artinya Kupu-kupu generasi. maksudnya kupu-kupu ini memberikan simbol yang menyenangkan, bIsa kesana ke sini. Sehingga jika generasi ini pergi ke wilayah lain, namun masih mengetahui budayanya sendiri,” jelasnya
Dirinya menjelaskan bahwa sanggar yang dipimpinnya menghasilkan karya seni khas budaya Maybrat seperti noken (tas terbuat dari kulit kayu,red), koba-koba (payung tradisional), manik-manik, topi terbuat dari bulu burung Kaswari, tenun kain Timor dan tarian khas Kabupaten Maybrat.
“Hasil dari karya anyaman ini bisa dijual atau disewakan dengan harga yang cukup mahal karena kualitas terjamin. Jika disewakan, semua aksesoris lengkap pria dan wanita harga mencapai Rp 2 Juta. Dan sudah banyak terjual dan juga disewakan,” jelasnya.
Dirinya mengaku bahwa sanggar ini telah menghasilkan generasi yang pandai dalam berbagai seni khas Maybrat sehingga mampu meraih juara pada berbagai event.
“Anak-anak sanggar ini semua pada pintar dalam berbagai seni. Dan sudah berulang kali meraih juara dalam berbagai lomba. Saya sendiri bangga karena berhasil mendidik generasi ini. Dan anak sanggar terdiri dari usia pendidikan SMP, SMA, Mahasiswa dan dilatih oleh para orang tua yang sudah berpengalaman,” terangnya
Melalui pelatihan ini, dalam hitungan waktu 1 jam, anggota sanggar Furkak Guririn mampu menghasilkan berbagai jenis anyaman yang sangat unik dan menarik khas budaya Maybrat.
Discussion about this post