Pulau Doom : Sebagai bentuk menjaga tradisi dan penghormatan kepada orang tua maupun leluhur, Warga keturunan Tionghoa di Kota Sorong, Rabu (5/4) berkumpul di pekuburan China di pulau Doom untuk merayakan Ceng Beng, tradisi untuk memberi penghormatan kepada orang tua dan leluhur yang telah meninggal dunia, tradisi ini sempat terhenti 2 tahun karena adanya pandemi COVID-19 sehingga sembahyang Ceng Beng tidak dilaksanakan.
Anggota DPR RI, Robert Joppy Kardinal yang juga putra terbaik dari pulau Doom mengatakan tradisi ini lebih kepada upaya untuk menjaga tradisi dan membangun silaturahmi diantara sesama anak cucu keturunan Tionghoa di Sorong khususnya di Doom, sehingga tradisi ini juga bagian melestarikan budaya Tionghoa di Sorong.
” Selama 2 tahun lalu kita tidak menggelar tradisi ini, puji Tuhan setelah pandemi COVID-19 melandai kita kembali menggelar tradisi Ceng Beng, yang merupakan bagian untuk melestarikan budaya Tionghoa ditanah Sorong, kita harapkan tradisi tidak saja dilaksanakan begitu saja, tapi ini juga untuk membangun silaturahmi diantara kita sesama anak cucu Tionghoa di Sorong” ujar Robert Joppy Kardinal.
RJ Kardinal juga menyebutkan tradisi Ceng Beng biasanya ditandai dengan pulang kampung, sehingga pada Ceng Beng tahun ini kata Robert Joppy Kardinal, dirinya mengumpulkan semua warga untuk mengunjungi kuburan China di Doom.
” Kita berkumpul bersama untuk melakukan sembahyang memberi penghormatan kepada orang tua dan leluhur yang telah mendahului kita dan diharapkan tradisi dapat kita wariskan kepada anak cucu dimasa depan” lanjut Robert Joppy Kardinal.
Tradisi Ceng Beng di pekuburan China diawali dengan pembakaran Hio, dan Kim Ci sebagai bentuk pemberian hadiah dan persembahan untuk leluhur, disusul dengan makan bersama dengan sajian kepala Babi, Ikan dan Ayam.
Discussion about this post