MataPapua, Raja Ampat – Wakil Bupati Raja Ampat, Mansyur Syahdan, menunjukkan keseriusannya membenahi wajah kota Waisai. Jumat pagi (11/4/2025), ia memimpin langsung apel bersama ratusan ASN di Pasar Wisata Snonbukor, Distrik Waisai Kota—lokasi yang akan menjadi pusat ekonomi baru Raja Ampat.
Tak hanya apel, aksi nyata pun langsung dilakukan. Para ASN dari berbagai OPD serempak kerja bakti membersihkan pasar baru yang akan menampung seluruh pedagang dari pasar lama. Tiap dinas sudah tahu tugasnya—semua bergerak cepat.
“Ini rencana lama yang terus tertunda. Tapi di pemerintahan Bupati Orideko, kami pastikan relokasi ini selesai sebelum ulang tahun Raja Ampat,” tegas Mansyur di hadapan peserta apel.
Relokasi Tak Bisa Ditawar Lagi
Relokasi pedagang bukan sekadar wacana. Ini adalah instruksi resmi kepala daerah. Mansyur menegaskan, tidak ada ruang untuk keraguan—pedagang harus pindah. Namun, ia juga menekankan pendekatan yang damai dan manusiawi.
“Saya minta jangan ada sikap anarkis dalam relokasi pedagang ini,” ucapnya serius.
Ia pun memerintahkan Sekda Raja Ampat Yusuf Salim untuk segera membentuk tim khusus percepatan relokasi. Tim ini tak hanya akan melakukan negosiasi, tapi juga turun langsung membujuk dan mensosialisasikan manfaat kepindahan ke pasar baru.
Pasar Baru, Harapan Baru
Pasar Wisata Snonbukor digadang-gadang sebagai pusat aktivitas ekonomi dan pariwisata yang lebih tertata. Tapi kenyataan di lapangan, masih ada pedagang yang enggan pindah. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemkab Raja Ampat.
“Kita ingin semua berjalan damai. Pasar ini milik bersama. Pemerintah hanya ingin menata, bukan menggusur,” jelas Mansyur.
Untuk mendukung relokasi ini, sejumlah OPD digerakkan secara terpadu. Dinas Perindag, PU, Lingkungan Hidup, hingga Satpol PP diberi tanggung jawab sesuai peran masing-masing. Mereka akan mendampingi para pedagang mulai dari penyiapan lapak hingga keamanan dan kenyamanan lokasi baru.
ASN Jadi Contoh, Bukan Penonton
Langkah inspiratif juga tampak dari keikutsertaan ASN dalam kerja bakti. Dari kepala dinas, asisten setda, hingga staf biasa—semua turun langsung. Tak ada sekat, semua menunjukkan komitmen membangun Raja Ampat dari hal yang paling dasar: kebersihan dan keteraturan pasar.
Langkah tegas namun humanis Wakil Bupati ini mendapat apresiasi dari banyak pihak. Relokasi bukan lagi sekadar perpindahan, tapi bagian dari transformasi wajah Raja Ampat ke arah yang lebih modern, tertata, dan layak huni—bukan hanya untuk wisatawan, tetapi untuk warganya sendiri.
