Matapapua-Maybrat: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Maybrat melakukan Diskusi Panel menejemen audit kasus Stunting bersama tim pendamping keluarga dan tim percepatan penurunan stunting di Kabupaten Maybrat. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Maybrat, Bernard Sagrim melalui kepala Bappeda, Viktor Solosa di Ayamaru, Jum’at (1/6/2022)
Pada Diskusi ini, Viktor Solosa mengatakan pemda Maybrat akan mengambil suatu kebijakan agar OPD teknis bekerja sama guna menangani stunting di Kabupaten Maybrat. Dirinya berjanji bahwa pemda akan tetap membantu terkait dana namun data-data kasus Stunting harus dihimpun secara baik agar penanganan stunting dapat diatasi tepat sasaran.
“Ada data-data yang akurat sehingga bisa dilihat angka yang pasti pembandingan yang pasti untuk dapat dikerjakan. Dan intinya pemda selalu komitmen mendukung program ini untuk penurunan stunting karena ini program nasional,” tutur Viktor.
Pada kesempatan tersebut Kepala Bidang advokasi informasi pengembangan dan pelatihan, perwakilan BKKBN Provinsi Papua Barat, Baso Pikres menjelaskan audit kasus Stunting yang dilakukan tersebut guna memperoleh data yang riil di lapangan terkait intervensi yang telah dilakukan terhadap kasus-kasus yang hingga saat ini belum mendapat progres.
“Diskusi hari ini mau mengangkat bagaimana cara atau metode apa yang harus dilakukan untuk bisa mengatasi kasus stunting untuk bisa menjadi NOL Stunting di Kabupaten Maybrat,” jelas Baso.
Sementara itu, kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maybrat, Nikanor Kocu menjelaskan bahwa Dinas yang dipimpinnya telah menghimpun data yang riil di lapangn dan menemukan kasus stunting. Oleh sebab itu perlu dilakukan diskusi bersama para pakar yang profesional agar membantu mengatasi kasus tersebut menjadi normal.
“Data kami sudah peroleh dan memang menemukan kasus Stunting sehingga kami mengambil kebijakan untuk melakukan diskusi sehingga kasus Stunting ini bisa diatasi secara baik. Karena stunting ini menjadi isue nasional yang harus diatasi. Oleh karena itu kami hadirkan para paka profesional untuk memberikan materi kepada para Bidan se-kabupaten Maybrat untuk dapat mengatasinya dengan baik,” jelas Nikanor.
Pada momen ini, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Dokter Veni mengatakan, kasus Stunting ini perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah Provinsi untuk dapat menangani kasus Stunting tersebut secara baik. Oleh sebab itu pada diskusi ini, akan mengeluarkan hasil audit yang telah direkomendasikan agar dapat dilakukan intervensi tepat sasaran.
“Kasus Stunting ini dilakukan intervensi spesifik itu hanya bagi kami orang-orang kesehatan saja dan itu kontribusinya hanya 30 persen penurunan stunting. Sementara intervensi sensitif berkontribusi 70 persen penurunan stunting. Jadi intervensi sensitif itu dilakukan secara kolaborasi lintas sektor. Jadi itu penanganan bukan saja kesehatan namun menangani semua masalah seperti masalah air besih, kesehatan lingkungan, masalah perumahan, kemiskinan, ketersediaan pangan dan lain sebagainya. Nah itu dilakukan bersama-sama untuk bisa menurunkan kasus Stunting secara cepat,” jelas Veni.
Dirinya menambahkan bahwa kasus Stunting ini tentu dilakukan koordinasi secara berjenjang Kota/Kabupaten hingga Provinsi bahkan Pusat agar dapat mengatasinya secara baik.
“Koordinasi ini tentu harus dilakukan. Karena ini program nasional yang harus dibahas bersama baik tingkat Kota/Kabupaten, Provinsi hingga Pusat,” terangnya.
Dokter spesialis Kandungan, Yan Kambu menuturkan bahwa pencegahan Stunting harus diatasi sejak bayi masih dalam kandungan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, banyak olah raga dan banyak istirahat.
Dirinya menambahkan, program kehamilan ibu harus didukung dengan kesehatan. Apabila mengalami gangguan kesehatan pada ibu, dirinya menyarankan agar menggunakan kontrasepsi agar tidak hamil. Sebab akan berpengaruh pada kesehatan dan pertumbuhan anak menjadi kurang gizi
“Kalau memang kondisi kesehatan ibu tidak stabil, lebih baik jangan hamil dolo. Karena akan berpengaruh pada bayi itu sendiri setalah lahir. Nah jika bayi itu lahir dan gizinya kurang, maka itu akan dilakukan intervensi karena akan mempengaruhi pada masa pertumbuhan,” jelas Dokter Yan.
Lebih jauh Dokter Sridiyanti, Spesialis anak menuturkan bahwa penangan Stunting perlu ditangani secara bersama-sama bukan saja dari pihak kesehatan namun ditangani oleh OPD terkait agar kasus Stunting dapat diatasi dengan baik. Dirinya optimis bahwa jika diatasi secara bersama-sama, maka Maybrat bisa menjadi Nol Stunting. Oleh sebab itu perlu dicegah sejak kehamilan ibu hingga kelahiran.
Dirinya merasa bangga karena Dinas PPKB Kabupaten Maybrat menyelenggarakan diskusi panel tersebut karena melalui audit maka akan mengetahui permasalahan dan dapat diatasi secara bersama-sama agar bisa memperoleh generasi yang berkualitas dan sehat.
“anak itu adalah investasi. Kalau mau anak kita jadi generasi yang berkualitas dan sehat, maka investasi harus jelas. Jadi perlu diperhatikan sejak kehamilan ibu hingga bayi sudah lahir.
Pada Diskusi panel audit Stunting tersebut dihadiri perwakilan Pemda Maybrat, perwakilan BKKBN Provinsi Papua Barat, Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, tim pakar penurunan stunting dari Dokter Spesialis Kandungan dan Dokter Spesialis anak, kepala Puskesmas, para Bidan, tenaga gizi diikuti dengan antusias hingga berakhir dengan aman dan tertib.
Discussion about this post