Sorong - Di era teknologi yang serba canggih ini, media sosial kini telah digunakan oleh seluruh kalangan di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali di Indonesia, Hootsuite sebuah situs pencatat lalu lintas media sosial dunia, menuliskan bahwa Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai negara pengguna media sosial terbanyak di dunia.
Disatu sisi, dengan adanya media sosial, membuat semua kegiatan dan berita lebih cepat merambah dengan sangat mudah, tukang becak kini dipanggil dengan wa, tukang cendol kini dipanggil dengan video call, bahkan barang sekecil pun ager-ager, pesannya lewat messenger.
Namun, disisi yang lain, dengan semakin mudahnya penyebaran berita dan semakin mudahnya seseorang menyampaikan pendapatnya lewat media sosial, justru media sosial sering kali digunakan sebagai alat untuk saling menghina, saling mencela, bahkan alat propaganda, dikarenakan maraknya penyebaran berita bohong atau berita hoax.
Allah Swt berfirman dalam surah Al hujurat ayat 6, berbunyi ” Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Prof. Dr. Quraisy Shihab, dalam tafsir al-misbah jilid 13 halaman 238 menjelaskan, ayat ini merupakan salah satu ketetapan agama dalam kehidupan sosial. Kehidupan manusia dan interaksinya harus didasarkan pada hal-hal yang diketahui. Ketika ada berita yang sampai kepada kita, haruslah disaring, jangan sampai seseorang melangkah dengan tidak jelas atau dalam bahasa ayat tersebut yakni bijahalah alias tidak tahu.
Jika suatu berita itu benar terjadi, maka ambilah, tetapi jika suatu berita itu tidak benar terjadi jangan gentar, perangi berita hoax. Oleh karena itu, baca dan pahamilah betul, UU ITE Nomor 19 tahun 2016, janganlah menyebarkan suatu berita yang belum jelas sumbernya, karena itu akan menghadirkan bencana, janganlah menyebarkan dan menyinggung isu SARA, karena emosi akan membara, dan jangan menyebarkan link pornografi dan pornoaksi, karena itu racun generasi. Lantas, bagaimanakah sikap kita, dalam menyikapi media sosial?
Allah Swt berfirman dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 104 berbunyi ” Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.Sesungguhnya mereka itulah orang yang beruntung "
Ayat ini secara tekstual, merupakan landasan strategis dalam menyikapi media sosial, yakni kita harus bertaqwa dengan cara mengaktualisasikan syariat Islam sesuai dengan metode yang ada, termasuk media sosial. Oleh karena itu dalam menyikapi adanya media sosial, kita dapat melakukan 3 M:
M yang pertama, Marilah kita mewujudkan generasi yang bijak bermedia sosial, stop menyebarkan berita bohong, stop menyebarkan berita hoaks, mari gunakan media media sosial kita untuk hal yang positif, dan menyebarkan berita-berita yang bermanfaat, termasuk sebagai sarana menyampaikan pesan- pesan dakwah.
M yang kedua, Mari kita selalu melakukan filterisasi, melakukan cek and ricek. Ketika ada berita yang sampai kepada kita, haruslah di cross check terlebih dahulu, fakta atau dusta, faktual atau fatamorgana semata, jangan sampai kita sudah sharing sebelum kita saring, berpikirlah sebelum bertindak.
[caption id="attachment_21547" align="aligncenter" width="490"] Muhammad Luthfi Hadi Mahasiswa IAIN Sorong: Bijak Menyikapi Media Sosial "3 M Solusi"[/caption]
Dan M yang ketiga, Mari mulai dari diri sendiri, dan dimulai dari sekarang, karena kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kitorang siapa lagi.