SORONG – Guna peningkatan kreativitas UMKM, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat menggelar Kick Off Torang Creative Festival and Ecotourism dan Pelatihan On Boarding UMKM Digital di Rylich Panorama Hotel pada Selasa, (02/4/2024).
Kegiatan ini bertujuan agar UMKM di Provinsi Papua Barat Daya bangkit dari sisi kinerja, bagaimana UMKM bisa memperluas akses pasarnya dan membangkitkan UMKM dari sisi kualitas serta kapasitas dan juga bisa go digital.
Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat Roni Cahyadi mengatakan, di daerah, BI tidak hanya terfokus pada pengendalian inflasi, tetapi memiliki tugas memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
“Salah satu bagian bagaimana kita memacu pertumbuhan ekonomi daerah, maka kami di BI juga memiliki tugas dan peran untuk meningkatkan UMKM,” ujar Roni.
Karena, menurutnya, UMKM salah satu tulang punggung bagi perekonomian di daerah. Bahwa majunya UMKM maka pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat di daerah.
“Pengembangan UMKM ini tentunya akan memerlukan peran dan keterlibatan seluruh pihak pemangku kebijakan, baik dari pemerintah daerah, pihak swasta dan kementerian terkait,” jelas Roni.
Menurut Roni, berbagai strategi juga telah dilaksanakan untuk pengembangan UMKM guna meningkatkan produktifitas, salah satunya peningkatan nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh pelaku UMKM.
“Melalui proses kurasi yang bekerjasama kurator dari pemerintah daerah atau akamedisi. Kami telah mengerucutkan soal berapa UMKM yang sudah mendaftar di Papua Barat dan Papua Barat Daya kami kurasi dan berikan pelatihan untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai saing,” ungkapnya.
Dia berharap, semua UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya bisa naik kelas go nasional dan go internasional.
Sementara itu, Pj Gubernur Papua Barat Daya atau yang diwakili oleh Asisten II Bidang Ekbang Setda Papua Barat Daya Jhonny Way mengatakan, UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia.
“Guna memberikan sumbangan signifikan, khususnya dalam pembentukan produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja,” kata Jhonny.
Jhonny mengakui, UMKM memiliki ketahanan dan ketangguhan yang teruji sehingga dapat menjadi penompang stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.
“Hanya saja dari sisi pengembangan, UMKM masih menghadapi berbagai kendala salah satunya dari akses pemasaran. Keterlibatan pemangku kebijakan diperlukan dalam pengembangan UMKM yaitu melalui sinergi kolaborasi guna perkembangan UMKM dan industri kreatif yang berdaya saing,” tambah Jhonny.
Menurutnya, kebangkitan UMKM justru terjadi karena kemampuan mempertahankan daya saing lewat digitalisasi, pemanfaatan kemajuan teknologi perlu terus didorong sebagai salah satu upaya keluar dari keterbatasan akses.
“Pemanfaatan sosial media untuk digital marketing layanan e-commerce, cashless dan payment menjadi salah satu cara yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk menghasilkan daya saing produk dalam pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Discussion about this post