Matapapua – Aimas : Kemampuan siswa-siswi disekolah begitu beragam, oleh karena itu sebagai guru seyogyanya tidak menyama ratakan kemampuan siswa-siswi saat belajar diruang kelas, oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola kelas ditengah siswa yang beragam.
Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, Rustamadji saat menutup pelaksanaan program PPG daerah 3T tahun 2019, Sabtu (26/10) sekaligus melepas peserta untuk kembali kedaerah masing-masing menyebutkan kemampuan otak siswa-siswi disekolah tidak sama, oleh sebab itu jika menemukan anak-anak yang belum mampu berhitung matematika agar tidak diberi label bodoh dan sejenisnya, namun memberikan apresiasi dan terus bersabar melatih siswa hingga siswa memiliki pengetahuan tentang ilmu yang diajarkan.
” Jangan langsung memberi stempel atau label bodoh jika pada saat anda mengajar mendapati siswa-siswi yang belum bisa berhitung, membaca atau belajar ilmu lainnya, jadilah guru yang profesional” kata Rustamadji.
Koordinator Program PPG UNIMUDA Sorong, Doni Sudibyo menjelaskan selepas dari program PPG, tugas dan tanggung jawab sebagai Guru Profesional ada dipundak alumni PPG, sehingga diharapkan agar tidak berhenti belajar dan mengasah kemampuan menjadi guru profesional.
” Pesan kami ingatlah selalu UNIMUDA, sebagai alumni jaga nama baik almamater, harapan kami anda dapat lulus dan dapat mengabdikan sebagai guru profesional, kami yakin disini belum sempurna, kekurangan yang ada agar disampaikan kepada dosen dan pengurus program PPG, tidak dishare ke media sosial, jika ada yang bagus dari program ini, kabarkan kepada saudara keluarga, dan sahabat bagusnya program ini di UNIMUDA” kata Doni Sudibyo.
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi memberikan kepercayaan terhadap sejumlah perguruan tinggi untuk mengelola program Pendidikan Profesi Guru, dan UNIMUDA mendapatkan kepercayaan mengelola dua program PPG, yakni PPG Prajabatan Bersubsidi dan PPG Prajabatan 3T.
Discussion about this post