Matapapua-Maybrat: Seluruh umat Katolik di seluruh dunia hari ini merayakan Hari Rabu Abu merupakan hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi. Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari termasuk hari Minggu sebelum hari Jumat Agung.
Rabu Abu yang dirayakan umat Katolik Stasi Santa Maria Ayamaru Paroki Santo Albertus Agung Keuskupan Manokwari-Sorong ini dipimpin oleh Pastor Paroki, Zepto Trifon Polii, Pr. Sementara Komandan Kodim (Dandim) 1809 Kabupaten Maybrat, Mayor Inf. Yoannes Andi Wibowo bersama istri bertugas sebagai Lektor dan Lektris.
Dalam Kotbahnya, Pastor Zepto mengatakan kewajiban dan kebajikan orang beriman kepada Allah terdapat Tiga hal diantaranya berdoa, berpuasa dan bersedekah. Ketiga hal tersebut lanjut Pastor Paroki ini untuk menjalankan komunikasi dan hubungan antara Allah dan manusia. Oleh karena itu, melalui Rabu Abu mengawali masa Pra-Paskah tersebut untuk berpuasa, berdoa dan bersedekah. Hal ini guna memperbaiki diri agar menjadi jauh lebih baik dalam menyambut kisah sengsara Yesus Kristus.
“Umat Katolik harus berpuasa dan berpantang mulai dari sekarang. Berpuasa bagi umat Katolik artinya makan 1 kali untuk sehari dan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan selama ini. Artinya kalau yang merokok, harus kurangi. Yang biasa konsumsi miras pun harus kurangi,” jelas Pastor Zepto.
Lebih jauh Pastor Zepto mengatakan, pemberian abu pada dahi umat Katolik menandakan bahwa manusia berasal dari abu dan akan kembali ke abu. Oleh karena itu, saat imam membuat tanda salib pada dahi umat dengan menggunakan abu yang berasal dari pembakaran daun palem pada Paskah sebelumnya dengan mengucapkan, “Bertobatlah dan percayalah pada Injil.”
Ibadah Rabu abu di Stasi Santa Maria Ayamaru Paroki Santo Albertus Agung ini dihadiri seluruh umat dengan penuh penghayatan dan penyesalan untuk bertobat atas perbuatan yang tidak berkenan di hadapan sesama terutama Allah.
Discussion about this post