KOARMADA III melepas keberangkatan Satgas Port Visit ke negara kawasan Pasifik Selatan
MataPapua,Sorong – Satgas Port Visit 2024 KRI Wahidin Sudiro Husodo-991 (KRI WSH-991) yang tiba di Kota Sorong pada hari Senin (14/10/2024) dan sandar di dermaga Lantamal XIV, melakukan sejumlah persiapan untuk melaksanakan misi muhibah (diplomasi) TNI AL dengan tujuan pertama Negara Salomon.
KRI WSH-991 sebelumnya berangkat dari Jakarta dan dilepas oleh Panglima Koarmada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mewakili Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara pada Rabu 9 Oktober 2024.
Untuk pelepasan keberangkatan dari Sorong, dipimpin oleh Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, S.T.,M.Si, mewakili Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan,S.H., M.Si., didampingi Kapok sahli Koarmada III Laksamana Pertama TNI Ridwan Prawira, Para PJU dan Kasatker Koarmada III.
Kastaf Kormada III, Singgih Sugiarto usai melakukan pengecekan dan kesiapan KRI tersebut mengatakan misi muhibah TNI AL ini bertujuan untuk menjalin hubungan diplomasi pertahanan, menjalin hubungan baik dan membawa misi perdamaian dengan negara kawasan Pasifik Selatan.
“Adapun negara-negara kawasan Pasifik Selatan yang akan dikunjungi antara lain Negara Solomon, Fiji, Vanuatu dan Papua New Guinea,” terangnya kepada awak media di dermaga Lantamal XVI, Jumat (18/10/2024).
Singgih menambahkan misi diplomasi TNI AL dengan menggunakan KRI ke beberapa wilayah negara Pasifik Selatan merupakan misi perdana yang baru pertama kali dilaksanakan.
“Selain menjalin hubungan diplomatik pertahanan, juga melaksanakan berbagai kegiatan pada tiap negara yang disinggahi, diantaranya Distinguished Visit (DV) Perwira Tinggi (Pati) TNI AL dan perwira pendamping, courtessy call/kunjungan kehormatan, sport activity, culture program, open ship, national reception, bakti kesehatan seperti pemberian bantuan kesehatan berupa obat-obatan dan pengobatan gratis, perbaikan fasilitas ibadah oleh prajurit TNI AL,” bebernya.
Menurutnya, selain dengan Kemhan RI, TNI AL juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dalam hal dukungan penyediaan obat-obatan yang nantinya akan diberikan kepada negara-negara yang dikunjungi.
“Untuk pelayaran akan ditempuh selama 48 hari dimulai pada tanggal 9 Oktober hingga 25 November 2024, dengan rute Jakarta – Sorong – Solomon – Fiji – Vanuatu – Papua New Guinea dan kembali ke Sorong,” pungkas Singgih.
Sementara personel yang terlibat pada pelayaran tersebut berjumlah 183 personel terdiri dari 136 personel ABK KRI , 36 personel staf Satgas yang terdiri dari penyelam, Dokter Umum dan Spesialis , Dinas Penerangan TNI AL serta 10 orang Pelajar dari Sorong yang dipimpin oleh Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Arif Prasetyo Irbianto, S.E, di mana sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmada III.
“Kami harapkan dengan kegiatan ini dapat terwujudnya Confidence Building Measure (CBM) dengan negara-negara Pasifik Selatan dan juga mewujudkan kehadiran negara Indonesia di kawasan Pasifik Selatan,” tutupnya.
Hadir dalam pelepasan Satgas Port Visit 2024 KRI Wahidin Sudiro Husodo-991, diantaranya Komandan Pasmar 3 Brigjen TNI (Mar) Sugianto, S.Sos., Kapok Sahli Koarmada III Laksamana Pertama TNI Ridwan Prawira, Komandan Lantamal XIV Laksma TNI Deni Prasetyo, Wakil Ketua DJA 3 Ny. Dhani Singgih, Direktur Poltekpel Sorong, Rektor Unimuda Sorong.
Sekilas mengenai KRI Wahidin Sudirohusodo-991, Kapal Bantu Rumah Sakit TNI AL
KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 adalah satu kapal jenis Bantu Rumah Sakit (BRS) buatan industri pertahanan dalam negeri merupakan hasil karya anak bangsa PT PAL Indonesia di Surabaya.
KRI tersebut masuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada III yang memiliki fungsi mendukung layanan kesehatan di darat, laut dan udara, serta mendukung Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang.
Untuk spesifikasi KRI dr. Wahidin Sudirohusodo (WSH)-991 antara lain mempunyai panjang 124 meter, lebar 21,8 meter, dan displacement 7.290 ton,
KRI dr Wahidin Sudirohusodo mampu melaju dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 14 knot, dan kecepatan ekonomis 12 knot (22 km per jam).
KRI WSH-991 juga memiliki kemampuan berlayar hingga 30 hari penuh dengan jangkauan 10.000 mil laut dengan kemampuan kapasitas angkut total personel 643 orang, termasuk 159 pasien.
Sementara mobilitas untuk pelaksanaan misi evakuasi medis juga ditunjang dengan kemampuan mengangkut helikopter medis, ambulans boat, dan landing craft vehicle personnel (LCVP).