Matapapua-Maybrat: Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat, Drs. Yohanes Sentuf, S.Pd.M.Pd membuka pelatihan seni anyaman khas budaya setempat. Pelatihan ini berlangsung di gedung serba guna Samubah yang diselenggarakan sanggar Furkak Kuririn, Senin (5/9/2022).
Saat ditemui, kepala Dinas Pariwisata ini memberikan apresiasi kepada sanggar Furkak Kuririn yang telah membuka pelatihan seni anyaman kepada generasi Maybrat agar kekayaan masyarakat di bidang kesenian tidak punah namun tetap dilestarikan.
“Pelatihan ini sangat positif dan mau mengangkat kembali budaya khas masyarakat Maybrat. Hal semacam ini yang diharapkan agar terus membina generasi setempat,” ungkap Sentuf
Dirinya berharap agar Kabupaten Maybrat memiliki berbagai jenis sanggar sehingga melatih dan membina generasi sehingga menambah serta mengembangkan bakat yang tersembunyi selama ini.
“Generasi Maybrat ini memiliki banyak bakat yang tersembunyi. Hanya karena tidak ada yang memberikan arahan. Tetapi kalau ada banyak sanggar, maka bakat dan ketrampilan generasi bisa berkembang,” harapnya.
Sementara itu ketua sanggar Furkak Kuririn, Aksamina Kambu mengaku telah memiliki impian sejak lama untuk mengembangkan bakat kesenian dan budaya Maybrat yang telah diwariskan oleh nenek moyang pada zaman dahulu. Impian tersebut dapat tercapai sehingga membentuk sebuah sanggar Furkak Kuririn yang berarti generasi yang cantik.
“Impian untuk mengembangkan bakat di bidang seni anyaman dan budaya khas Maybrat sudah tercapai dengan cara mendirikan sebuah sanggar Furkak Kuririn. Dan sanggar ini resmi berdiri sudah sejak 2 tahun lalu. Dengan adanya sanggar ini, dapat melatih generasi untuk terus melestarikan budaya Maybrat,” ungkap Aksamina.
Melalui pelatihan yang dilakukan tersebut, dirinya optimis bahwa peserta akan mampu mengembangkan ilmu yang telah diperoleh agar terus melestarikan seni anyaman khas budaya Maybrat. Mengingat seni anyaman ini terkesan hampir punah karena generasi terhanyut oleh perkembangan zaman yang semakin modern.
“Saya khawatir kalau tidak memberikan pelatihan semacam ini, karena lama-kelamaan kekayaan seni anyaman budaya Maybrat akan punah sebab generasi saat ini hanya mengikuti perkembangan zaman dan tidak mau melestarikan budaya lokal sendiri namun mengikut pengaruh budaya luar. Nah dengan adanya pelatihan semacam ini, saya optimis seni anyaman khas Maybrat akan tetap ada hingga anak cucu nantinya,” terangnya.
Pelatihan seni anyaman tersebut akan berlangsung selama 5 hari terhitung sejak tanggal 5 hingga 10 September 2022. Dan pelatihan pada hari Pertama pembuatan anyaman noken (tas) dan topi mahkota dihadiri 100 peserta didampingi pelatih profesional di bidang anyaman khas budaya setempat.
Discussion about this post