Kabupaten Maybrat Memiliki Dua Metode KBM Di Tengah PPKM

IMG 20200416 WA00022

IMG 20200416 WA00022

Matapapua-Maybrat: Penderita Covid-19 di Indonesia semakin meningkat, sehingga membuat aktivitas masyarakat menjadi terhambat. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, maka Menteri Dalam Negeri mengeluarkan instruksi Nomor 14 Tahun 2021 Terkait Pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro untuk menekan risiko penyebaran Covid-19 di masyarakat termasuk di lingkungan sekolah.

Meskipun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berdasarkan kalender pendidikan masih libur hingga tanggal 16 Juli mendatang, namun kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maybrat, Kornelius Kambu akan melihat kondisi dan situasi yang terjadi pada saat aktivitas pendidikan kembali aktif. Jika angka penyebaran Covid-19 masih terus meningkat, kata Kornelius Kambu, maka akan dilakukan KBM melalui sistem daring atau tatap muka dengan pembatasan siswa. Karena masih menemukan berbagai kendala yang dihadapi seperti jaringan internet dengan arus listrik hingga saat ini belum menjangkau seluruh pelosok Maybrat.

“Saat ini seluruh sekolah masih libur berdasarkan kalender pendidikan hingga tanggal 16 Juli. Namun jika KBM kembali aktif dan Covid-19 masih meningkat, maka kami akan bahas bersama terkait mekanisme pendidikan. Kalau mau tatap muka juga akan kami kondisikan dengan jumlah siswa di setiap rombel dan menerapkan protokol Kesehatan,” terang Kornelius Kambu melalui via telepon, Senin (12/7/2021).

Dirinya mengaku bahwa jika pendidikan dengan menggunakan sistem daring maka akan berdampak pada mutu pendidikan di Kabupaten Maybrat menjadi rendah karena fasilitas belum menunjang dibanding dengan daerah maju lainnya.

“Kalau pemerintah menginstruksikan supaya pendidikan dengan sistem daring, saya kira di Maybrat belum bisa karena fasilitas penunjang seperti internet dengan arus listrik belum ada. Jadi pemerintah jangan samakan Maybrat dengan di Jakarta. Karena beda,” tuturnya.

Ditambahkannya, selain kendala fasilitas penunjang, namun terdapat refocusing anggaran yang akan menghambat pada proses pendidikan. Dikatakannya, pendidikan merupakan pelayanan dasar yang harus diutamakan.

“Jujur saja refocusing anggaran ini sangat berdampak pada KBM. Karena para guru ini butuh hidup. Kalau tunjangan dan kesejahteraan guru dipangkas, lalu guru mau makan apa? Guru makan kenyang dolo baru bisa mengajar dengan baik. Kalau tidak, KBM akan macet. Jadi pendidikan dengan kesehatan itu sangat penting,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment