MataPapua,Sorong – Guna melestarikan budaya Papua dan meningkatkan pendapatan industri perumahan, Fopera Papua Barat Daya melakukan pelatihan pembuatan aksesoris bagi Mama-Mama Papua dan Nusantara.
Pelatihan tersebut diikuti oleh 20 orang peserta dan rencana akan dilaksanakan selama 12 hari di sekretariat Fopera Jl Malibela km 12, dengan sejumlah materi pembuatan aksesoris yaitu pembuatan Mahkota Papua, Baki, Piring Lidi dan Manik-Manik.
Ketua Fopera PBD, Amos Yanto Ijie mengungkapkan selain atribut maupun budaya Papua perlu dilestarikan juga regenarasi pengerajin harus terus tetap ada.
“Di Kota Sorong ini telah menjadi Ibukota Provinsi Papua Barat Daya dan persaingan ekonomi akan semakin berat kedepan sehingga perlu ada produk aksesoris unggulan bernilai ekonomis ciri khas Papua. Para pengerajin sudah mulai hilang seiring waktu jadi regenerasi pengerajin harus tetap ada,” kata Yanto Ijie, Senin (29/7/2024).
Selain itu kata Yanto Ijie, hal ini diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata daerah dan budaya di Provinsi Papua Barat Daya.
Sementara Sekretaris Fopera Ortisan Kambu mengatakan adapun latar belakang Fopera PBD membuat kegiatan pelatihan ini dikarenakan sudah kurangnya antusias generasi saat ini terhadap budaya dan ekonomi kreatif Papua.
“Kalau kita tidak kreatif di jaman saat ini, maka potensi yang bisa mempunyai nilai ekonomis ya budaya kita berupa kerajinan. Potensi ini menjadi besar diluar tapi kalau tidak dimulai ya susah juga,” imbuhnya.
Menurut Ortisan siapa lagi yang akan melihat budaya Papua menjadi potensi besar dan mempunyai nilai ekonomis kalau bukan dari kita sendiri.
“Jangan salahkan jika orang dari luar Papua melihat peluang besar menjual aksesoris-aksesoris Papua sedangkan kita tidak punya penerus,” tambahnya.
Pelatih pembuatan aksesoris Papua, Mince Mambobo yang sudah malang melintang dan 20 tahun menggeluti bidang ini mengatakan, ilmu pembuatan aksesoris Papua perlu diwariskan untuk generasi mendatang mengingat dirinya sudah tidak muda lagi.
“Saya harap ini menjadi warisan dan bisa memberikan ekonomi lebih kedepan bagi yang mengikuti pelatihan karena dengan pembuatan aksesoris saja, saya mampu menyekolahkan anak-anak saya hingga jenjang lebih tinggi,” tuturnya.
Salah satu peserta pelatihan yaitu Frorida Way mengaku antusias mengikuti pelatihan pembuatan aksesoris Papua. Katanya sangat bangga dan ingin mengembangkan ciri khas Orang Papua.
“Selama ini kita mengikuti ciri khas modern, dimana menjadi pegawai sebagai pilihan utama, padahal untuk membantu ekonomi keluarga bisa dari berbagai hal seperti membuat aksesoris,” katanya.
Dirinya berharap apa yang didapatkan nanti dalam pelatihan ini akan dikembangkan dan menjadi penguasaha ekonomi kreatif.
Mewakili Pemerintah Kota Sorong, Sekretaris Daerah Yakob M Kareth mengatakan sangat mendukung dan menyambut baik kegiatan pelatihan yang digelar Fopera.
“Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan salah satu bukti nyata kontribusi Fopera untuk mendukung pembangunan di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Terlihat Fopera melakukan pelatihan khusus kepada mama-mama Papua dan Nusantara untuk menyiapkan aksesoris bernuansa khas Tanah Papua, ” ucap Sekda.
Sekda juga mengatakan Kota Sorong sebagai kota jasa dan menjadi kota transit menuju daerah wisata. Maka potensi ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga ketika turis mancanegara atau turis domestik bisa mendapatkan aneka kerajinan aksesoris.
Discussion about this post