Cegah Perluasan Stunting, DP2KBP3A Kabupaten Sorong Menggelar Orientasi Tim Pendamping Keluarga

IMG 20211216 WA0010

IMG 20211216 WA0010

Matapapua – Aimas : Kegiatan orientasi kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang di selenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Sorong, guna
dalam percepatan penurunan stunting tingkat Distrik Aimas, Mariat Mayamuk dan Salawati tahun 2021, bertempat di Hotel Aquarius, Rabu (15/12).

Ketua Panitia Penyelenggara, sekaligus Kabid Pengendalian Penduduk Penyuluhan dan Penggerakan DP2KBP3A, Jeni Pendek, S.AP mengatakan kegiatan orientasi bagi kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sorong hari ini dilaksanakan untuk 4 distrik secara berjenjang.

” Dilaksanakan kegiatan ini di tingkat distrik yang diwakili oleh empat distrik yaitu distrik Aimas, Mariat, Mayamuk dan Salawati, yang sasarannya adalah 32 distrik di kabupaten Sorong dengan 252 kampung dan kelurahan, akan dilaksakan secara berjenjang dengan jumlah peserta kurang lebih 129 yang terdiri dari bidan selaku koordinator, tim PKK di kampung kemudian anggotanya terdiri dari ketua PKK kampung dan kader KB atau kader BKKBD sub yang ada di kampung” kata Jeni.

Tujuan pelaksanaan orientasi ini dalam rangka meningkatkan SDM bagi kader tim pendamping keluarga, agar memiliki bekal ilmu dan juga bahan melakukan advokasi edukasi dan informasi kepada masyarakat.

” Untuk meningkatkan SDM bagi kader TPK, agar bagaimana dapat mencegah adanya stunting ini sejak dini. Yaitu dimulai dari pembinaan kepada remaja baik remaja putri maupun remaja putra, sehingga pada saat mereka mempersiapkan diri untuk menjadi calon pengantin mereka benar-benar sudah bersedia atau sudah siap baik dari segi fisik maupun mental, secara khusus dari kesehatan reproduksi” ucap Jeni.

Ditambahkanya pembinaan pendataan dimulai kepada setiap remaja baik putri atau putra yang akan melakukan pernikahan, akan diberikan pendekatan pembinaan pendampingan dan juga pada sampai tingkat pelaksanaan pernikahan.

” Semuanya akan didampingi baik ke medisnya,maupun juga sampai pihak agama (KUA), sehingga ada pembekalan untuk mempersiapkan diri untuk memasuki usia perkawinan. Kemudian setelah memasuki usia perkawinan pasangan usia subur ini kemudian kita backup atau kita dampingi lagi untuk memasuki pada usia kehamilan sehingga para pasangan usia subur ini boleh benar-benar memasuki usia kehamilan yang sehat mempersiapkan kehamilan yang sehat dengan memperhatikan kesehatan reproduksi baik istri maupun suami betul-betul ada pendampingan” tambah Jeni.

Stunting ini bukan suatu penyakit namun sebuah kondisi gagal tumbuh dari seorang anak disebabkan oleh berbagai macam faktor salah satunya juga adalah faktor kesehatan reproduksi sangat mempengaruhi.

“Usia seorang remaja yang kandungannya belum siap untuk reproduksi, itu salah satu yang akan mempengaruhi tumbuh kembang janin di dalam kandungan, kemudian juga faktor fisik atau kesehatan dari sang remaja perlu dipersiapkan sehingga jika ada keluhan sakit ataupun di dalam tubuhnya dapat diatasi sedini mungkin dilakukan pengobatan sebelum mengalami kehamilan ” jelasnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sorong, Feri Fatem mengatakan pemerintah sudah menargetkan di tahun 2024 stunting sudah harus turun.

” Peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 BKKBN ditunjuk sebagai koordinator dalam pelaksanaan penanganan penurunan stunting di Indonesia, ini merupakan program nasional dan kami BKKBN di seluruh Indonesia akan melaksanakan itu sesuai dengan arahan bapak Presiden kepada kepala BKKBN” kata Fatem.

Kegiatan orientasi telah berjalan, dilaksanakan di Kabupaten Sorong di empat Distrik, kedepan akan dilaksanakan diseluruh distrik di Kabupaten Sorong dan 252 kampung.

” Dilaksanakan dalam jangka panjang diseluruh distrik yang ada di Kabupaten Sorong. Yangmana tim di setiap kampung itu ada tiga orang satu dari PKK kampung, Bidan kampung dan satunya kader KB atau anggota dari BKKBD. Program ini jangka panjang, jadi target pak presiden di tahun 2024 nanti semoga penanganan stunting di Indonesia menurun ” jelasnya

Pada dasarnya TPK ini terdiri dari tiga yaitu bidan selaku koordinator di kampung, kemudian ketua Tim penggerak PKK sebagai anggota dan Kader KB sub. Tanpa dukungan dari kader-kader pendamping keluarga yang ada di kampung TPK ini maka usaha untuk menurunkan angka stunting di kabupaten Sorong sangat mustahil. Pelatihan orientasi sekaligus latihan pada para kader untuk dapat pembekalan agar dapat melakukan pendampingan kepada masyarakat dengan harapan masyarakat sesuai dengan visi misi Bupati yakni masyarakat sehat cerdas dan berkualitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a comment