RAJA AMPAT – Tak memiliki gedung sekolah belasan murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 37 mikiran terpaksa melaksanakan aktivitas belajar mengajar di rumah warga.Padahal sudah sekian tahun proses belajar mengajar hanya beralaskan senat di lantai sebagai pengganti kursi yang di gunakan dalam ruang belajar mengajar.Kamis 10/8/2023).
Menyikapi hal tersebut.Wakil Ketua I DPRK Raja Ampat Renold M Bula,SE, M,Si mengatakan pihaknya sudah perna mengusulkan ke dinas pendidikan beberapa tahun lalu terkait pembangunan gedung sekolah dasar (SD) mikiran distrik kofiau kabupaten Raja ampat.
Ya,tahun lalu ada guru yang sudah kasih laporan ke saya dan langsung di tindaklanjuti ke dinas.Semoga semua berjalan sesuai target,”harap.Renold.
Lebih lanjut Renold,yang sebelumnya hanya anggota DPRK,dan sekarang di percayakan menjabat wakil ketua I DPRK Raja Ampat.Yang pastinya kami mendorong ke pemerintah daerah dalam hal ini dinas terkait,agar prioritaskan pembangunan gedung sekolah.Dan saat ini dinas sendiri mengatakan akan upaya untuk sekolah tersebut di bangun tahun anggaran 2024.
“ Saya sudah sampaikan ke dinas untuk mendata sekolah yang belum di bangun,agar di prioritaskan,” imbuhnya.
Sementara kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Raja Ampat,Juariah Saifuddin,SE,MM.Ketika di konfirmasi media ini mengatakan, untuk sementara SD Mikiran di upayakan ruang kelas belajar (RKB) masuk tahun anggaran 2024.Sebab Sistim informasi pemerintah daerah (SIPD) ini tidak semuda itu langsung masuk harus di programkan dulu.Hal ini juga sudah ditanggapi oleh DPRK Raja Ampat.
Lebih lanjut Juariah.Ada beberapa kendala yang di hadapi SD Negeri 37 Mikiran yakni,data pokok pendidikan (dapodik) yang tidak sinkron dengan jumlah siswa.Memang ini kesalahan dari kepala sekolah yang ada disitu,kenapa mereka tidak melaporkan RKB dan jumlah siswa kepada dinas,”Tegas.Juariah
Meski demikian,sebagai kepala dinas kami tetap upayakan RKB (SD) Negeri 37 mikiran masuk tahun anggaran 2024.Hanya yang kami programkan sekarang masuk di DAK itu adalah Lap komputer,unit kesehatan sekolah (UKS),dan perpustakaan.Sementara RKB kami usahakan masuk di dana otsus.
” Jadi sistim SIPD ini harus di programkan dulu.Apalagi di sekolah tersebut dapodik tidak sinkron,kemudian RKB juga tidak dicantumkan. Kita sudah berusaha tapi kalau dapodik tidak beres susa juga.Sehingga yang kita usahakan sekarang masuk di DAK hanya Lap komputer,UKS,dan perpustakaan,” Kata,Juariah.
Discussion about this post