Matapapua – Aimas : Titik pengambilan Api PON XX tahun 2021 di Maladuk, Klamono Kabupaten Sorong, Papua Barat berlokasi di PLTMG (Pembangkit Lstrik Tenaga Mesin Gas) milik Pertamina yang sampai saat ini masih beroperasi dan telah berusia lebih dari 80 tahun, atau tepatnya beroperasi pada tahun 1936, oleh karena itu, nilai kesejarahan inilah selayaknya pengambilan Api PON XX tahun 2021 provinsi Papua mengambil sumber api abadi dari gas alam yang ada di Klamono dari rahim bumi nan murni dari alam ini merangkai perjalanan Kirab PON XX.
Kirab api PON XX direncanakan akan diselenggarakan pada tanggal 2 sampai 15 Oktober 2021 diawali dari area PLTMG Klamono Sorong Papua Barat salah satu ladang minyak dan gas sumur tertua (pompa angguh) yang ada di Indonesia.
Provinsi Papua sebagai tuan rumah penyelenggara PON XX 2021 telah menyiapkan desain perlengkapan kirab api ini secara mendalam melewati berbagai pertimbangan karakteristik masyarakat dan budaya sebagai salah satu lumbung seni dan budaya di Indonesia melalui putra-putri terbaik Papua berhasil berkolaborasi membuat desain kreatif.
Gubernur Papua Lukas Enembe S. IP., MH., melalui Asisten II Muhammad Musaad mengatakan, penyelenggaraan kirab Api PON di tanah Papua ini yang melalui lokasi yang memiliki nilai historis yang kuat di Indonesia, Papua mencatat sejarah baru penyelenggaraan PON XX untuk pertama kali di Papua.
” PON XX mencatat sejarah baru di Papua, Papua merupakan lokasi historis di Indonesia, yang pertama kali dilakukan di wilayah Papua. Bertempat di Pertamina EP Cepu Regional 4, zona 14 field Papua lokasi yang dianggap pantas sebagai pengambilan Api Abadi, karena kegiatan eksplorasi pertama kali di wilayah Sorong yang dilakukan di daerah Klamono wilayah ini adalah bagian dari sejarah panjang penemuan minyak bumi di Hindia Belanda abad ke-16″ kata Musaad.
Terinspirasi dari alat musik tradisional Tifa seluruh dasar desain perlengkapan Kirab Api PON yang dibuat menyerupai bentuk alat musik kebanggaan Bumi Cendrawasih, Tifa bagi masyarakat Papua adalah alat musik tradisional yang mampu menyatukan semua elemen masyarakat bahkan Tifa mendapatkan apresiasi dunia setelah diperkenalkan di ajang festival Fete De La Musique yang diselenggarakan UUCN (UNESCO creative Cities network)
” Bentuk yang menggambarkan sikap keteguhan dan keberanian masyarakat Papua pada beberapa sisi terdapat ornamen yang terinspirasi dari kekayaan alam Papua pada salah satu sisinya terdapat warna kuning yang menyimbolkan kemakmuran dan kejayaan wilayah gunung dan pantai, jadi alat musik tradisional Tifa yang menjadikan seluruh dasar desain perlengkapan Kirab Api PON ” jelasnya.
Ditambahkanya, obor tungku dan lentera menjadi perlengkapan utama dalam setiap penyelenggaraan kirab Api PON XX setiap tuan rumah akan menyuguhkan desain dan bentuk terbaik yang mampu mempresentasikan daerah obor tungku dan lentera yang unik mengadopsi kekayaan budayanya Akan digunakan selama proses kirab api tungku menjadi tempat bersemayam api dan lentera digunakan untuk menjaga api agar tidak padam.
Menariknya seluruh proses kreatif ini menggunakan tangan tangan terbaik yang dimiliki Indonesia mulai proses desain hingga produksi melibatkan putra-putri terbaik bangsa Papua ingin menunjukkan pada Dunia bahwa Papua penuh dengan kreativitas dan kebudayaan.
Bupati Sorong, Dr Johny Kamuru SH., M. Si., atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Kabupaten Sorong mengapresiasi hadirnya obor PON XX di Kabupaten Sorong, secara tidak langsung ini merupakan dukungan atas penyelenggaraan PON XX yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di tanah Papua.
” Saya berterima kasih kepada Tuhan, karena dalam sejarah di republik ini, PON di tanah Papua yang baru terjadi pertama kali di tanah Papua, saya bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PON XX di tahun 2021, karena api abadi yang nanti menyala di stadion Lukas Enember Jayapura, Kampung Harapan adalah api abadi dari kabupaten Sorong dari kota minyak Klamono” ucap Johny.
Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani SH., M.Si, Api Abadi di ambil dari Klamono Kabupaten Sorong merupakan peristiwa yang bersejarah dan tentu menjadi kebanggaan seluruh warga kabupaten Sorong dan juga seluruh warga Papua barat bahkan seluruh warga di tanah Papua.
” Api Abadi untuk pertama kalinya yang di ambil dari Klamono merupakan pelaksanaan event terbesar dilaksanakan di tanah Papua oleh karena itu, saya ingin mengajak kita semua untuk mari bersama-sama kita memberikan support kita mendukung, perhalatan ajang Pekan Olahraga Nasional, tahun 2021 ini agar seluruh kegiatan yang telah diagendakan atau di rencana oleh panitia dapat berlangsung dengan baik sukses tanpa meninggalkan hal-hal yang menjadi atau yang akan mencoreng nama baik kita warga masyarakat di atas tanah Papua ini” kata Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani.
Pemilihan pelaksanaan atau tempat penyelenggaraan Pekan olahraga Nasional ini telah diperhitungkan dengan baik dengan memperhatikan berbagai sarana dan prasarana serta berbagai dukungan lainnya serta juga tentu dengan memperhatikan kesiapan daripada masyarakat baik di Papua maupun di Papua Barat.
” PON yang dilaksanakan di tanah Papua sudah diperhitungkan dengan baik, baik sarana dan prasarana, jadi PON XX tahun 2021 ditempatkan di Provinsi Papua, oleh karena itu sekali lagi mari kita semua memberikan dukungan penuh agar penyelenggaraan PON XX ini dapat sukses dan sekaligus mengharapkan PON XX tahun 2021 ini akan menjadi momentum bagi seluruh atlet-atlet dari seluruh Provinsi yang ada di tanah air untuk mencatatkan prestasi terbaiknya, mengharumkan nama daerahnya” ujarnya.
Api PON diambil dari Klamono wilayah adat Domberai Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, kemudian mengelilingi 5 wilayah adat di Provinsi Papua selama 6 hari berturut-turut dari 27 September hingga 2 Oktober 2021, Kirab Api PON XX di mulai dari Biak (Seireri), Timika (Mee Pago), Wamena (La Pago), Marauke (Ha Anim), Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura (Mamta /Tabi) dan berakhir Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura, di setiap Kota akan diterima dan dikibarkan mengelilingi Kota tersebut, kemudian diinapkan, sebagai simbol utama dalam penyelenggaraan pesta olahraga Dunia.
Discussion about this post