MataPapua,Sorong – Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Provinsi Papua Barat Daya dalam rangka merayakan Hari ulang tahunnya yang pertama, menggelar bhakti sosial dengan memberikan bantuan bahan pokok kepada anak-anak panti asuhan Kasih Agape Majaran Katapop II, Jumat (19/7/24).
Kedatangan Ketua Fopera Yanto Ijie bersama sejumlah anggota tersebut disambut oleh anak-anak panti asuhan dan pengurus yayasan Kasih Agape dengan sangat antusias dan penuh haru.
Usai ibadah yang berlangsung dengan khidmat dengan para pengurus Fopera dan anak-anak panti asuhan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang berlangsung sangat meriah dan pemotongan kue untuk dinikmati bersama anak-anak panti asuhan
Ketua Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Provinsi Papua Barat Daya, Amos Yanto Ijie berpesan kepada anak-anak panti asuhan memperbanyak membaca guna menambah pengetahuan cakrawala dunia.
“Kalian adalah para generasi otsus, 20 atau 30 tahun kedepan kelak akan jadi pimpinan dan meraih cita-cita masing-masing. Janganlah berkecil hati meski hidup dalam asrama,” ungkapnya dengan rasa haru.
Yanto Ijie juga mengatakan berkaca pada tokoh-tokoh besar Papua seperti Yap Salossa, MR. Kambu, Jhon Piet Wanane, J.A Yumame bahwa mereka juga sebagian besar berasal dari sistim pendidikan asrama dimana mereka dididik dan digembleng baik secara mental dan spiritual sehingga menjadi pimpinan berkualitas dan diperhitungkan dalam membangun negeri khususnya di tanah Papua.
Dikesempatan tersebut Yanto Ijie juga turut mengapresiasi ketua yayasan Kasih Agape Merry Iriana Kawiran karena dedikasinya menampung dan mendidik anak-anak asli Papua dari kalangan kurang mampu dan yatim piatu.
“Ibu adalah satu-satunya orang yang dipilih Tuhan untuk mendidik anak-anak Papua dari kalangan kurang mampu dan yatim piatu. Kami sangat berterimakasih kasih atas dedikasinya memperhatikan pewaris generasi otsus yang belum tersentuh,” ujarnya penuh haru.
Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Provinsi Papua Barat Daya sendiri lahir dan dideklarasikan pada 17 Juni 2023 di Taman Sorong City oleh Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Muhammad Musa’ad.
Fopera Papua Barat Daya berisikan kaum intelektual muda yang ikut serta berjuang bersama para founding father dimana mereka turut mendeklarasikan lahirnya Provinsi Papua Barat Daya.
Sementara itu dalam perayaan ulang tahun pertama Fopera PBD, Yanto Ijie mengakui bahwa dipilihnya Panti Asuhan Kasih Agape Majaran Katapop II ini dikarenakan tidak ingin terlihat boros dan mengikuti perayaan-perayaan lainnya yang terkesan mewah.
“Mending dana yang ada kita kumpulkan kita serahkan kepada yang membutuhkan, itu lebih berharga dan mendapat amal sesuai ajaran Tuhan untuk berbuat baik kepada anak yatim, janda dan kurang mampu,” kata Ijie.
Di Panti Asuhan Kasih Agape ada 47 anak Asli Papua dan mayoritas anak asuh tersebut berasal dari Maybrat. Dimana perayaan satu tahun Fopera berlangsung penuh hikmat dan gembira diselingi dengan penyerahan bantuan sepatu buat anak – anak yang mengaku sepatunya telah rusak.
Salah satu anak panti asuhan yaitu Cer dari Fatigomi mengaku sangat senang mendapat sepatu baru dari Fopera serta turut mendoakan kaka Yanto Ijie sehat sehat.
“Terimakasih kaka Yanto yang baik, nanti sepatu ini saya jaga dengan baik buat sekolah, saya tidak akan pake main bola karena cepat rusak” ujarnya diiringi senyum sumringah sambil memegang erat sepatu pemberian Fopera.
Disisi lain Ketua Yayasan Pemberdayaan Pendidikan Kristen Irene, Merry Iriana Kawiran ungkapkan Yayasan Pemberdayaan Pendidikan Kristen Irene membawahi panti asuhan Bukit Hermon di Kota Sorong dan Kasih Agape di Katapop II Kabupaten Sorong.
“Secara keseluruhan kami mengasuh 90 anak. Kalau di Bukit Hermon itu anak-anak asli Papua ada yang dari Wamena, Pengunungan Bintang, Manokwari dan wilayah Sorong. Nah kalau di Kasih Agape ini memang mayoritas berasal dari Maybrat,” ucap Merry.
“Mereka di Panti ini, ditekankan untuk selalu berdoa dalam keseharian mereka. Kita ada pelatihan seperti kerja kelompok, pendidikan ketrampilan dan lain sebagainya serta mereka juga ikut sekolah formal,” lanjut wanita berdarah keturunan China dari Jakarta yang sudah 20 tahun mengabdi di Papua Barat Daya.
Disampaikannya bahwa, semuanya sekolah bahkan ada yang sudah sampai kuliah.
“Ada anak didik kami dari Asmat dan saat ini sedang persiapan ke Jepang. Ada juga dari Bintuni sudah jadi dokter. Sudah banyak alumni dari sini berhasil meraih cita-citanya,” kata Merry.
Adapun kendala yang dihadapi selama mengasuh, Merry katakan, seperti mendidik anak-anak umumnya pada pola masa pertumbuhan.
“Kalau kita mengasuh dari anak kecil, tentu hanya sebatas kenakalan anak-anak, namun begitu bertumbuh remaja, SMP, SMA bahkan kuliah memang agak kesulitan. Ada yang keluar, ada yang masuk. Yaah namanya juga panti kan ada aturan, tidak boleh keluar, tidak boleh merokok dan sebagainya. Karena tujuannya, agar mereka bisa menjadi anak anak yang baik,” Merry menuturkan.
Diakui Merry, selama Provinsi Papua Barat Daya berdiri baru ada satu kali bantuan dari pemerintah yaitu dari Dinas Pertanian PBD berupa bantuan telur. Selama ini menurut Merry operasional menjalankan panti asuhan berasal dari dana swasta dan usaha baik berupa keuntungan usaha catering dan usaha kecil lainnya.
Untuk itu Sebagai ketua Yayasan, Merry memberikan apresiasi sangat tinggi atas kepedulian dari kaum muda Papua tergabung dalam Fopera yang memberikan bantuan sembako dan penunjang sekolah untuk anak-anak panti asuhan.
“Bantuan yang diberikan ini, tentu sangat berharga dan luar biasa sbuat kami,” ujarnya dan berharap Fopera bisa selalu mewakili masyarakat untuk kemajuan bersama.
Menyikapi hal tersebut Ketua Fopera Yanto Ijie berjanji akan berusaha maksimal kedepan untuk mendorong pemerintah dan memberikan perhatian lebih bagi para generasi perwaris otsus.
.“Kami secara moril bertanggung jawab mengawal provinsi ini, sehingga cita-cita yang diperjuangkan oleh para founding kita yang mendeklarasikan provinsi ini dan memperjuangkan provinsi ini untuk makin sejahterakan seluruh rakyat Indonesia terutama masyarakat Orang Asli Papua. Itulah yang melatarbelakangi sehingga kami bersepakat membentuk forum pengawal perjuangan rakyat dengan visi atau moto kita adalah bersatu berjuang demi masyarakat adil makmur dan sejahtera,” tutup Yanto Ijie
Discussion about this post