Matapapua – Jakarta : Tanggal 1 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lazim disebut Mayday. Pada hari itu biasanya Serikat Pekerja ataupun Serikat Buruh memperingati hari tersebut dengan menggelar penyampaian aspirasi secara masif di berbagai wilayah, namun himbauan pemerintah terkait pembatasan sosial menimbulkan munculnya cara baru untuk merayakan 1 Mei ini.
BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) misalnya, bersama Menteri Ketenagakerjaan dan beberapa instansi pemerintahan lainnya seperti Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Pemerintah Daerah melakukan penyerahan bantuan sebanyak 18.798 paket sembako secara simbolis kepada perwakilan pekerja dan Serikat Pekerja dan Buruh di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di Bekasi, Sabtu (1/5). Pemberian bantuan ini dilakukan di 34 provinsi dan 415 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Pemberian bantuan ini merupakan bentuk empati BPJAMSOSTEK kepada sesama pekerja imbas dari pandemi Covid-19 sekaligus perjuangan para relawan dalam bekerja memerangi pandemi Covid-19 ini. Selain itu dengan bantuan Sembako yang diberikan diharapkan mampu mendukung daya tahan pekerja agar imunitas mereka tetap dalam kondisi prima.
Dalam kegiatan ini Anggoro berpesan kepada Serikat Pekerja dan Serikat Buruh yang hadir untuk turut mendukung program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) karena akan membantu para pekerja yang mengalami PHK karena perusahaan mereka terdampak pandemi Covid-19 ini.
Ditemui di tempat terpisah pada peringatan Mayday di Wisma Atlet, Jakarta, Direktur Utama BPJAMSOSTEK, Anggoro Eko Cahyo, menuturkan bahwa sejatinya 1 Mei ini menjadi momen untuk mengingatkan kita akan hak hak dasar para pekerja yang tidak boleh dilupakan oleh pemerintah dan pemberi kerja.
“Sesuai tema yang kami usung, peringatan Mayday ini kami gunakan sebagai momentum peningkatan layanan dan manfaat kepada pekerja Indonesia melalui perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan serta peningkatan layanan agar lebih cepat, mudah, dan akurat bagi pekerja,” ujarnya.
Menurut Anggoro, di masa masa krisis seperti saat ini, perlindungan dasar bagi pekerja memiliki urgensi yang tinggi seiring dengan peningkatan risiko kerja yang rentan dialami oleh seluruh pekerja. “Tidak ada capaian yang lebih tinggi bagi kami selain memberikan rasa aman dan kepuasan bagi pekerja peserta BPJAMSOSTEK,” ucap Anggoro.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah, mengapresiasi seluruh stakeholder ketenagakerjaan khususnya BPJAMSOSTEK dalam mendukung kegiatan ini. “BPJAMSOSTEK hadir sebagai rumah bagi perlindungan pekerja indonesia yang ada pada saat senang dan susah. Kehadiran dirut tentunya tidak hanya pada momentum ini tapi juga di kesempatan lain untuk lebih dekat dengan pekerja dan pengusaha,” ujar Ida.
Dia mengatakan saat ini kondisi perekonomian sedang masa recovery dan tanda-tanda penguatan ini semakin kuat. Ida menambahkan pemerintah bersama-sama dengan pengusaha dan pekerja harus bahu membahu dalam menghadapi tantangan ini hingga akhirnya nanti perekonomian pulih dan Indonesia keluar dari masa sulit, sesuai dengan tema yang diusung Pemerintah dalam Mayday kali ini, Recover Together.
Ida mengingatkan bahwa peringatan Mayday ini bukan hanya milik buruh, tapi juga punya arti penting bagi pengusaha dan juga pemerintah. “kita semua punya cita-cita yang sama agar semua buruh sejahtera, bagaimanapun caranya,” tegas Ida.
Tenaga Kesehatan (Nakes) juga merupakan profesi yang menjadi ujung tombak dalam mengatasi pandemi ini, tidak ketinggalan pada momen Mayday ini, BPJAMSOSTEK juga memberikan bantuan Paket Ramadan kepada 1.600 Nakes. Bantuan diharapkan dapat menjadi dukungan moril sekaligus meringankan beban Nakes dalam melakukan tanggung jawab mereka sehari-hari.
“Tidak ketinggalan kami juga memberikan perlindungan jaminan sosial secara cuma-cuma kepada para Nakes, termasuk relawan yang tengah berjuang melawan Covid-19 ini,” ungkap Anggoro. Dirinya menambahkan bahwa dana untuk perlindungan jaminan sosial kepada 2.404 relawan ini bersumber dari donasi karyawan BPJAMSOSTEK sebagai bentuk solidaritas sesama pekerja.
Ida Fauziah mengapresiasi Nakes dan relawan yang bertugas di garda terdepan karena dari mereka kita bisa belajar jihad yang sesungguhnya, dengan menyelamatkan nyawa sekaligus mempertaruhkan keselamatan diri mereka menghadapi Covid-19 ini.
“Semoga dukungan melalui perlindungan jaminan sosial dan bantuan yang diberikan ini bisa membantu para relawan dalam perjuangan yang kita semua hadapi di masa pandemi Covid-19 ini,” tutup Anggoro.
Sementara itu, Sunardy Syahid , Kepala BPJAMSOSTEK Papua Barat mengatakan, moment peringatan hari buruh internasional menjadi sarana bagi seluruh buruh, pengusaha dan pemerintah agar menyadari pentingnya perlindungan bagi tenaga kerja, sebab BPJAMSOSTEK sebagai perpanjangan tangan pemerintah telah menawarkan sejumlah program penting guna memaksimalkan perlindungan bagi tenaga kerja.
” Dari BPJAMSOSTEK tidak pernah berhenti untuk memberikan edukasi bagi masyarakat khususnya tenaga kerja, pemerintah melalui BPJAMSOSTEK telah menyiapkan program, dari Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, hingga Jaminan Pensiun, dengan tujuan agar pekerja dapat bekerja dengan tenang tanpa was-was jika sesuatu menimpa disaat sedang bekerja” ujar Sunardy Syahid.
Amanat negara melalui Program BPJAMSOSTEK terus diperluas, selain Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, Pemerintah juga sedang menyiapkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan guna mengoptimalkan perlindungan bagi tenaga kerja, bahkan kepastian atas pendidikan ahlis waris pekerja juga telah disiapkan melalui program beasiswa.
Discussion about this post