Matapapua – Fef : Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Tambrauw, Rabu hingga Jumat kemarin (18-19/09/20) memberikan pelatihan pembuatan aneka kue dan makanan berbahan dasar potensi lokal, kegiatan pengelasan dan pelatihan menjahit yang di laksanakan di Distrik Amberbaken mendapat tanggapan positif dari Danramil Amberbaken, Kapten Infantri Marthinus Thesia.
Menurutnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat yang digelar DinasnKoperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) merupakan salah satu cara untuk merubah karakter orang asli Papua dalam mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Dia merasa bangga dan mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Tambrauw melalui Diskoperindag
dimana telah memberikan pelatihan kepada 20 peserta dari kaum perempuan untuk mengikuti pelatihan pembuatan kue dan makanan dari bahan dasar lokal dan pelatihan menjahit, kemudian 20 peserta dari kaum pria untuk mengikuti pelatihan pengelasan.
Marthinus menyebutkan, dalam pelatihan ini, warga masyarakat di Distrik Amberbaken tidak hanya sekedar mendapatkan teori saja, namun dalam kesempatan tersebut masyarakat juga mendapatkan pelatihan praktek langsung sebagai pembekalan untuk menciptakan wirausaha baru.
Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya masyarakat papua yang sebenarnya memiliki kemamampuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
“Sebenarnya kami khususnya orang asli papua memiliki kemampuan dan skill cuma kami sebagai masyarakat ini tidak dibina dan dilatih jadi seperti pembiaran begitu, tapi kalau ada pelatihan dari pemerintah seperti ini maka kami yakin bahwa hidup masyarakat kedepannya bisa lebih baik, mandiri dan sejahtera dalam meningkatkan ekonomi untuk keluarga, jadi kami sangat bersyukur dan patuh diacungkan jempol dalam hal ini Diskoperindag Tambrauw dimana sudah memberikan pelatihan dan lemahaman yang baik bagi warga,” Ungkap Danramil via telepon seluler. Minggu(20/9).
Setelah melihat pelatihan pembuatan kue dan makanan dari bahan dasar lokal yang di ikuti 20 peserta ini, Danramil mengaku bahan yang diolah dari bahan lokal sperti pisang, keladi, petatas sagu dan bahan lainnya sangat memiliki potensi tinggi sesuai dengan selera pasar, selera milenial yang disediakan dengan tampilan-tampilan milenialis.
” Selain itu pelatihan pengekasan juga sangat bermanfaat bagi kaum pria karwna setelah mengikuti pelatihan ini, mereka yang tadinya tidak tahu mengelas akhirnya jadi tau,” ungkapnya.
Karena itu dia berharap kiranya kegiatan seperti ini terus dilakukan guna peningkatan kapasitas diri masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreativ. (Ida).
Discussion about this post