Matapapua – Aimas : Berdasarkan catatan stunting di Kabupaten Sorong mulai dari 2020 hingga 2021 mengalami penurunan prevalensi sebesar 1 % dari 20 % ditahun 2020 dan 19% di 2021 dan 2022 berdasarkan data EPPGBM.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, dr.Ronney CH. Kalesaran saat ditemui pada acara publikasi stunting 2022, Kamis (22/12).
” Penurunan prevalensi kata Ronney dari tahun 2020 ke 2022 dapat terlihat di Distrik Klamono, Klabot, Klawak, Majaran, Mayamuk, Mariat, Seget, Segun, Maudus, Sorong, Moisegin, Salawati Selatan” kata dr Ronney.
Ditambahkan Ronney untuk distrik yang mengalami kenaikan prevalensi stunting adalah Distrik Klaso, Makbon, Sayosa dan Aimas.
“Adapun rekomendasi tindak lanjut penurunan stunting di Kabupaten Sorong, antara lain, memperkuat kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam mengintervensi rumah tangga beresiko stunting, pembangunan infrastruktur air bersih dan jamban sehat, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga, pemerintah Distrik dan kampung / kelurahan harus mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk ke posyandu setiap bulannya” ungkap Ronney Kalesaran.
Tidak hanya ituz rekomendasi penanganan stunting juga berupa memastikan rumah tangga beresiko stunting mendapatkan program bantuan sosial, peningkatan jumlah desa dengan status ODF, dan memastikan calon pengantin mempersiapkan kehamilan dengan baik melalui sosialisasi stunting pada CATIN.
Discussion about this post